Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Bio-Kristi

You are hereBio-Kristi No. 157 Maret 2016 / Dwight L. Moody

Dwight L. Moody


"Apabila dunia ini ingin dijangkau, saya yakin bahwa hal itu harus dilakukan oleh para pria dan wanita dengan talenta rata-rata."

Dengan energi fisik yang tidak terbatas, kelihaian alami, kepercayaan diri, dan optimismenya yang abadi, Dwight Lyman Moody bisa saja menjadi raksasa industri pada masa Gilded Age seperti John D. Rockfeller atau Jay Gould. Sebaliknya, ia malah menjadi salah satu evangelis terbesar pada abad ke-19.

Perjalanan ke YMCA

Ia lahir di Northfield, Massachusetts, dalam sebuah keluarga tukang tembok Unitaris. Ayahnya meninggal ketika Moody berusia empat tahun, meninggalkan sembilan anak untuk dibesarkan oleh Betsey, ibunya. Ibunya tidak pernah mendorong Dwight untuk membaca Alkitab, dan ia hanya mendapatkan pendidikan yang setara dengan kelas 5 sekolah dasar.

Ia berjuang sendiri pada usia 17 tahun dan menjual sepatu di toko di kota Boston milik pamannya. Ia juga pergi ke kelas-kelas di YMCA (The Young Men's Christian Association -- sebuah organisasi untuk para pemuda kristiani - Red.) dan sekolah minggu, di mana ia menjadi seorang Kristen pada usia 18 tahun. Tidak lama setelah itu, ia pindah ke Chicago untuk menjual sepatu dan bekerja demi mencapai tujuannya yaitu mengumpulkan uang sebesar $100.000.

Perlahan-lahan menjadi jelas bagi Moody bahwa dalam terang kepercayaannya yang baru, hidupnya tidak seharusnya dihabiskan untuk mengumpulkan kekayaan sebanyak seperti membantu para fakir miskin. Pada tahun 1858, ia mendirikan sekolah minggu misi di North Market Hall di permukiman kumuh di Chicago. Sekolah itu segera berkembang menjadi sebuah gereja (yang dari sana, enam tahun kemudian, dibentuk Illinois Street Independent Church, cikal bakal dari Moody Memorial Church yang terkenal sekarang ini). Pada tahun 1861, ia meninggalkan bisnisnya untuk berkonsentrasi pada pekerjaan sosial dan penginjilan. Ia menarik anak-anak dari para imigran kelas bawah yang berasal dari Jerman dan Skandinavia kepada misinya dengan permen dan mengendarai kuda poni, dan ia menarik orang-orang dewasa melalui persekutuan doa malam dan kelas bahasa Inggris. Ia meyakini bahwa, "Jika Anda bisa membuat seseorang percaya bahwa Anda mengasihinya, Anda telah memenangkannya."

Di sana, ia bertemu dengan dan nantinya menikahi salah satu dari guru-guru sekolah minggu, Emma C. Revell, yang dengannya ia mendapatkan tiga anak.

Sebagai presiden dari Chicago YMCA selama empat tahun, ia memperjuangkan misi-misi penginjilan seperti membagikan traktat ke seluruh penjuru kota, serta mengadakan persekutuan doa siang. Selama Perang Saudara, ia menolak untuk ikut berseteru, ia berkata, "Dalam hal ini, aku adalah seorang Quaker," tetapi ia bekerja melalui YMCA dan Komisi Kristen United States untuk menginjili para prajurit sekutu. Dengan tidak kenal lelah, ia berusaha mencari dan mendapatkan dukungan dana untuk seluruh proyeknya dari pengusaha-pengusaha Kristen kaya seperti Cyrus McCormick dan John Wanamaker. Dalam semua usahanya tersebut, ia mencoba untuk menggabungkan pekerjaan sosial yang efektif dengan penginjilan.

Kebakaran besar Chicago pada bulan Oktober 1871 menghancurkan gereja misi Moody, rumahnya, dan YMCA. Ia pergi ke New York untuk menggalang dana demi membangun ulang gerejanya dan YMCA, tetapi ketika berjalan menyusuri Wall Street, ia merasakan apa yang dideskripsikannya sebagai "sebuah hadirat dan kuasa" yang tidak pernah diketahuinya sebelumnya, begitu kuat sehingga ia berteriak dengan keras, "Tahan Tuhan, itu sudah cukup!" Ia kembali ke Chicago dengan visi yang baru: mengabarkan tentang Kerajaan Allah, bukan pekerjaan sosial, yang akan mengubah dunia. Kemudian, ia mendedikasikan energinya yang begitu besar semata-mata hanya untuk "penginjilan dunia di generasi ini".

Penginjilan yang Inovatif

Moody percaya bahwa musik bisa menjadi alat yang sangat bernilai dalam kampanye penginjilannya, maka ketika, pada tahun 1870, ia mendengarkan Ira Sankey menyanyi di sebuah konvensi YMCA, ia meyakinkan Sankey untuk meninggalkan kariernya dalam pemerintahan yang bergaji tinggi untuk bergabung dengannya dalam mengikuti jejak serbuk gergaji (mengikuti jejak Kristus - Red.).

Di waktu musim panas pada tahun 1873, Moody dan Sankey diundang untuk datang ke British Isles oleh penginjil Anglikan William Pennefather dan Cuthbert Bainbridge, tetapi kedua sponsor mereka tersebut meninggal sebelum Moddy dan Sankey tiba. Tanpa persetujuan resmi, Moody dan Sankey menggelar kampanye di York, Sunderland, dan Jarrow kepada kerumunan yang minimal. Di Newcastle, usaha penginjilan mereka mulai menuai pertobatan, dan semenjak saat itu popularitas mereka semakin meningkat. Setelah berkhotbah selama dua tahun di Ingris, Skotlandia, dan Irlandia, Moody kembali ke Amerika sebagai seorang revivalis yang terkenal di kancah internasional. Tentang ketenarannya, Moody mengakui, "Saya tahu persis bahwa ke mana pun saya pergi dan berkhotbah, masih banyak pengkhotbah yang lebih baik ... daripada saya; yang bisa saya katakan tentang itu adalah bahwa Tuhan memakai saya."

Dengan segera, panggilan untuk promosi-promosi yang gencar terus mengalir. Selama promosi-promosi ini, Moody memelopori banyak teknik penginjilan: penginjilan dari rumah ke rumah warga saat pertama kali sebelum promosi; pendekatan ekumenis dengan mencatat kerja sama dari seluruh gereja lokal dan para tokoh awam penginjilan terlepas dari afiliasi denominasi; dukungan amal oleh komunitas bisnis; penyewaan gedung yang besar dan berpusat; pertunjukan dari seorang penyanyi rohani solo; dan penggunaan ruang pengakuan bagi mereka yang ingin bertobat.

Secara bergantian, antara Eropa dan Amerika, Moody dan Sankey menyelenggarakan sejumlah kampanye penginjilan di hadapan lebih dari 100 juta orang. Dalam pertemuan mereka di Cambridge, Inggris, tujuh mahasiswa yang terkemuka, "Cambridge Seven" yang terkenal menyatakan diri mereka untuk menjadi misionaris di China (di bawah Hudson Taylor).

Ia menggunakan segala kesempatan untuk berkhotbah. Ketika para manajer Pameran Dunia 1893 di Chicago memutuskan untuk tetap membuka pameran tersebut pada hari Minggu, banyak pemimpin Kristen menyerukan aksi boikot. Tidak dengan Moody. Ia mengatakan, "Mari kita buka begitu banyak tempat khotbah dan menyampaikan Injil dengan begitu menarik sehingga orang-orang ingin datang dan mendengarkan." Pada satu hari, lebih dari 130.000 orang datang ke persekutuan Injili yang diselenggarakan oleh Moody.

Melatih Tentara Allah

Melalui pekerjaan kebangunan rohaninya, ia melihat adanya kebutuhan akan sebuah tentara yang terbentuk dari orang-orang awam yang dilatih dengan Alkitab untuk melanjutkan pekerjaan penginjilan di dalam kota. "Apabila dunia ini ingin dijangkau," ia berkata, "saya yakin bahwa hal itu harus dilakukan oleh para pria dan wanita dengan talenta rata-rata. Lagi pula, hanya ada relatif lebih sedikit orang di dunia ini yang memiliki talenta yang besar." Pada tahun 1879, dia mendirikan Seminari Northfield untuk perempuan, diikuti dua tahun kemudian dengan Mount Hermon School untuk laki-laki.

Pada tahun 1880, Moody mengundang orang-orang dewasa dan pemuda usia kuliah ke konferensi Alkitab musim panas yang pertama dari sekian banyak yang akan ada di rumahnya di Northfield. Konferensi ini membantu mendidik dispensasionalisme dan fundamentalisme yang baru saja digagaskan. Pada satu konferensi, Pergerakan Siswa Sukarelawan didirikan oleh 100 mahasiswa yang bersumpah untuk mengerjakan pekerjaan misi ke luar negeri setelah menyelesaikan pendidikan tinggi mereka.

Akhirnya, pada tahun 1886, Moody memulai Bible-Work Institute of the Chicago Evangelization Society (berganti nama menjadi Moody Bible Institute setelah kematiannya), satu dari pergerakan sekolah Alkitab yang pertama. Dari pekerjaan ini, dia meluncurkan pekerjaan yang lain lagi, yaitu Colportage Association (nantinya akan menjadi Moody Press), sebuah organisasi yang menggunakan kereta kuda "Gospel wagons" (Gerobak Injil - Red.) yang melaluinya murid-murid menjual buku-buku dan traktat rohani dengan harga yang murah ke seluruh negeri.

Meskipun dengan jadwalnya yang tidak mengenal lelah (ia berkhotbah enam kali sehari selama satu bulan sebelum dia meninggal dunia), ia sangat senang menghabiskan waktunya dengan anak-anak dan cucu-cucunya di peternakan mereka di Northfield, Massachusetts, di mana ia meninggal dunia. (t/Odysius)

Diterjemahkan dari:

Nama situs : Christianity Today
Alamat URL : http://www.christianitytoday.com/ch/131christians/evangelistsandapologists/moody.html
Judul asli artikel : Dwight L. Moody
Penulis artikel : Tidak dicantumkan
Tanggal akses : 28 April 2015

Komentar


SABDA Live



Alkitab SABDA


Cari kata atau ayat:

Kamus SABDA


Media Sosial

 

Member login

Permohonan kata sandi baru