Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Bio-Kristi

You are herePengkhotbah / John Bunyan

John Bunyan


John Bunyan lahir pada tahun 1628 di sebuah kota kecil bernama Elstow, dekat Bedford, sebelah selatan Inggris. Dia putra seorang tukang patri, yaitu seseorang yang bekerja memperbaiki panci dan belanga, menajamkan pisau, serta melakukan pekerjaan menempa lainnya yang tidak memerlukan tempat usaha luas. Pekerjaan ini diwariskan dari generasi ke generasi, sama seperti peralatan sehari-hari yang dipakai turun-temurun.

John Bunyan

John Bunyan lahir pada tahun 1628 di sebuah kota kecil bernama Elstow, dekat Bedford, sebelah selatan Inggris. Dia putra seorang tukang patri, yaitu seseorang yang bekerja memperbaiki panci dan belanga, menajamkan pisau, serta melakukan pekerjaan menempa lainnya yang tidak memerlukan tempat usaha luas. Pekerjaan ini diwariskan dari generasi ke generasi, sama seperti peralatan sehari-hari yang dipakai turun-temurun.

Pada ulang tahunnya yang ke-16, Bunyan diharuskan mengikuti wajib militer dan bergabung dengan tentara parlementer. Walaupun pandangan politiknya tidak kuat, keikutsertaannya dalam pasukan parlementer membuat dirinya menjadi musuh Raja Charles I. Tahun 1648, dia menikah. Beberapa orang berpendapat bahwa istrinya bernama Mary, sama dengan nama putri pertama mereka, tetapi hal ini tidak pasti. Putrinya, Mary, lahir dalam keadaan buta, dia mewarisi kelembutan dan kehangatan yang merupakan ciri khas John.

Istri John adalah seorang Puritan yang memberikan dorongan kuat dalam diri John sehingga dia bertobat. Kemudian, pertobatan itu menuntun dirinya menjadi seorang pengkhotbah biasa dalam denominasi-denominasi non-Konformis di kota Bedford.

Ciri khas John saat berkhotbah adalah langsung dan penuh kuasa sehingga dia dapat menjadi pengkhotbah favorit di seluruh kota. Jika kebangkitan gereja-gereja non-Konformis di bawah pemerintahan Oliver Cromwell tidak pernah terjadi, munculnya seorang tukang patri yang dapat berkhotbah pun tidak akan pernah terjadi. Pada waktu sistem kerajaan kembali dijalankan, pemerintah melakukan segala cara untuk membasmi para pengkhotbah dan gereja-gereja yang independen itu.

Istri pertama John meninggal pada tahun 1658 setelah melahirkan empat orang anak. Sebagai seorang pria yang tumbuh menjadi dewasa karena pernikahan, kematian istrinya membuat hidupnya hancur, dan dia membutuhkan bantuan untuk membesarkan keempat anaknya yang masih kecil. Putri sulungnya masih berusia delapan tahun dan buta. Kurang dari setahun kemudian, dia menikahi Elizabeth. Orang-orang menyarankan John untuk menikahi Elizabeth karena dia adalah sepupu keduanya sehingga dia sangat mengenal John dan keempat orang anaknya.

Apa pun alasannya, Elizabeth adalah seorang istri dan ibu yang setia. Dia melahirkan dua orang anak bagi John. Sepanjang kehidupan John, Elizabeth senantiasa mendukung suami dan pelayanannya.

Pada masa itu, perubahan besar terjadi di bidang politik. Tahun 1640, Revolusi Inggris pecah, terbentuklah aliansi-aliansi politik dan terjadilah pertempuran berdarah antara tentara Raja Charles I dan tentara parlemen. John Bunyan dan sebagian besar anak muda di Bedford dijaring untuk menjadi tentara parlemen. Selama sepuluh tahun Perang Sipil berkecamuk, menyebabkan keluarga berperang melawan keluarga, dan kota melawan kota. Kesetiaan tidak ada yang kekal, dan pengkhianatan pun sering terjadi.

Ciri khas John saat berkhotbah adalah langsung dan penuh kuasa sehingga dia dapat menjadi pengkhotbah favorit di seluruh kota.

FacebookTwitterWhatsAppTelegram

Akhirnya, tentara parlemen memenangkan pertempuran, negara di bawah kekuasaan Oliver Cromwell. Sistem kerajaan disingkirkan, Charles I dihukum gantung, dan gerakan-gerakan pembaharuan disahkan, membuat Gereja Inggris kehilangan pengaruhnya atas orang-orang awam.

Oliver Cromwell muncul dari peperangan dan kekacauan politik, menjadi Tuan Pelindung Bangsa Inggris dan menjadi penguasa terkuat selama delapan tahun.

Sebagai seorang Puritan yang setia, dia mengizinkan kebebasan untuk melakukan ibadah bagi kaum Puritan, Quaker, Baptis, Presbiterian, dan gereja-gereja non-Konformis lainnya. Beberapa uskup Gereja Anglikan (banyak uskup Anglikan yang memihak raja selama Perang Sipil berlangsung) disingkirkan dari jabatannya dan beberapa gereja jatuh ke tangan para non-Konformis. "Orang-orang Beragama" bangkit dan menyebar ke seluruh negeri. Gerakan seperti inilah yang membuka kesempatan bagi John Bunyan untuk menjadi seorang pengkhotbah.

Akan tetapi tentu saja, semua perubahan itu membangkitkan kebencian orang-orang yang pernah berkuasa. Orang-orang ini sedang menanti saatnya mereka dapat membalikkan meja dan kembali memegang tampuk kekuasaan.

Ketika Cromwell meninggal tanggal 3 September 1658, keadaan negara menjadi kacau karena diperintah oleh anaknya, Richard, yang tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Richard hanya bertahan sampai Jenderal George Monck, pemimpin pasukan Skotlandia, menyerbu Inggris dengan berjalan sepanjang jalan menuju London pada bulan Februari 1660. Revolusi pun berakhir.

Jenderal Monck membentuk Parlemen Long dan parlemen ini menghubungi Charles II. Dia berada di pengasingan di kota Breda, Belanda. Bulan April 1660, Charles II memproklamasikan Deklarasi Breda, yang berisi janji bahwa jika Parlemen mengizinkannya kembali bertakhta di Kerajaan Inggris, dia akan menerima bentuk pemerintahan parlementer dan memberikan pengampunan kepada semua musuh-musuhnya. Akhirnya, Charles II kembali ke Inggris dan takhtanya dikembalikan kepadanya pada tanggal 8 Mei 1660.

Pada kenyataannya, Charles II tidak menepati janjinya. Semua pengkhotbah sederhana dan musuh politiknya dimasukkan ke dalam penjara di seluruh negeri itu. Menurut Charles II, ada sebuah kelompok revolusioner baru yang sedang menginjakkan kakinya di Inggris, karena itu dia mempunyai alasan untuk cemas. Kelompok itu menyebut dirinya The Fifth Monarchy dan mereka ingin menggulingkan raja dari takhtanya serta membentuk pemerintahan baru di bawah kekuasaan "Raja Yesus", tentunya mereka sendiri yang memegang kekuasaan.

Khotbah Bunyan

Alasan utama yang membuat John Bunyan dipenjarakan adalah karena dia berkhotbah tanpa surat izin. Tentu saja, sebagai seorang non-Konformis, dia tidak akan memperoleh surat izin walaupun dia sudah bertahun-tahun menjadi gembala di suatu gereja. Urutan penangkapan dan hukuman yang dijatuhkan, secara hukum meragukan, dan Bunyan mempunyai alasan tepat untuk mengajukan permohonan agar diadakan pengadilan ulang.

Selama bulan-bulan pertama di dalam penjara, John White, si sipir penjara, sering mengizinkan dia keluar untuk menghadiri kebaktian. Dan, bahkan pada suatu hari, Bunyan diizinkan pergi ke London. Kemudian para hakim mengambil tindakan keras, dan dia harus menjalani hukuman selama dua belas tahun.

Pada saat mendekati akhir masa tahanannya, dia menulis bukunya yang paling terkenal, Pilgrim's Progress, juga menulis beberapa traktat dan buku lainnya. Dia dibebaskan pada tahun 1672 dan kembali melanjutkan hidupnya sebagai seorang pendeta. Tulisan-tulisannya yang berbentuk enam puluh jilid buku, membuat Bunyan banyak diminta untuk berkhotbah di seluruh bagian selatan Inggris.

Dia meninggal di London pada tahun 1688 akibat pneumonia. Penyakit itu dideritanya ketika dia harus berkuda melintasi hujan badai yang sangat dingin untuk mendamaikan seorang ayah dan anak laki-lakinya yang sedang bertengkar.

 

Audio: Matthew Henry



 

Diambil dan diedit seperlunya dari:
Judul buku : Pengkhianat di Menara
Judul asli buku : Traitor in the Tower
Penulis : Dave dan Neta Jackson
Penerjemah : Lie Ping
Penerbit : Gospel Press, Batam Center 2004
Halaman : 163 -- 168

Komentar


SABDA Live



Alkitab SABDA


Cari kata atau ayat:

Kamus SABDA


Media Sosial

 

Member login

Permohonan kata sandi baru