Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Bio-Kristi

You are herePara Pahlawan Iman: Haik Hovsepian

Para Pahlawan Iman: Haik Hovsepian


Salah satu kisah yang paling luar biasa dalam kekristenan modern adalah pertumbuhan yang eksplosif pada gereja Tuhan di Iran. Pada akhir tahun 1970-an hanya ada beberapa ratus orang Kristen di Iran, tetapi sekarang diperkirakan jumlahnya mencapai satu juta orang. Ini juga merupakan pola yang terjadi di seluruh dunia.. Di Inggris saja, sekarang ada beberapa ribu orang Iran. Saya percaya bahwa ini adalah karya Allah, tetapi juga melibatkan banyak orang yang berani, yang telah membayar harga untuk kesaksian mereka. Salah satu dari sekian banyak yang dapat saya sebutkan adalah seorang pria bernama Haik Hovsepian.

Ada beberapa latar belakang yang tampaknya penting. Iran, atau Persia sebagaimana kadang-kadang disebut, memiliki sejarah yang panjang dan sebagai negara adidaya regional yang muncul dalam kitab-kitab Alkitab seperti Daniel dan Ester. Meskipun Iran berada di bawah kekuasaan Muslim Syiah sejak abad ketujuh Masehi, kekristenan tetap bertahan di komunitas minoritas Armenia. Setelah Revolusi Islam tahun 1979, secara luas diperkirakan bahwa beberapa persekutuan yang terdiri dari orang-orang yang berpindah agama dari Islam akan segera musnah. Namun, meskipun ditentang, gereja Iran mulai bertumbuh secara diam-diam.

Seorang individu yang sangat penting dalam peristiwa yang luar biasa ini adalah Haik Hovsepian. Haik lahir pada tahun 1945 dalam sebuah keluarga Kristen Armenia. Dia percaya kepada Kristus di masa mudanya dan bergabung dengan Sidang Jemaat Pentakosta tempat karunia kepemimpinannya diakui. Karena orang-orang Armenia sering dianiaya di Timur Tengah, mungkin dapat dimengerti bahwa ada keengganan yang sudah berlangsung lama untuk mencari masalah dengan menginjili orang-orang muslim. Namun, Haik merasa terbeban untuk menjangkau mereka yang berada di luar komunitas Kristen, dan akhirnya pindah ke sebuah wilayah yang hampir seluruhnya adalah muslim. Dia mendapatkan banyak teman -- dan akhirnya mereka bertobat melalui penginjilannya yang kuat dan melalui kasihnya yang nyata kepada mereka yang telah lama dianggap sebagai musuh. Sesuatu dari dinamisme, kehangatan dan kekuatan spiritual Haik dapat dilihat dalam sebuah film yang menarik tentang dirinya yang berjudul "A Cry From Iran".

Gambar: gambar

Haik menikah pada tahun 1966, ia dan istrinya Takoosh memiliki empat orang anak. Pelayanannya di gereja berkembang dengan cepat sehingga pada akhir tahun tujuh puluhan ia telah mendirikan banyak gereja rumah. Di dalam denominasinya, ia dikenal sebagai 'Uskup Hovsepian' tetapi tetap dikenal sebagai 'Brother Haik' oleh kebanyakan orang. Haik tidak hanya dikenal sebagai seorang penginjil, tetapi juga seorang ahli apologetika yang kuat dan musisi yang berbakat. Tak hanya itu, Haik menjadi semakin dikenal sebagai pemimpin nasional dan akhirnya ditunjuk sebagai kepala Sidang Jemaat Allah Iran.

Pada Revolusi Islam pada tahun 1979, sebagian gereja-gereja Injili di Iran tidak terlalu terdampak. Namun, tak lama kemudian, penganiayaan terhadap orang-orang Kristen terjadi, dengan fokus pertama pada para petobat di dalam gereja Anglikan. Namun, pertumbuhan gereja terbukti tak terbendung. Meskipun ada faktor-faktor manusiawi seperti kekecewaan yang semakin besar terhadap kegagalan ekonomi dan kekejaman pemerintah fundamentalis, jelaslah bahwa Roh Allah bergerak dengan penuh kuasa di Iran.

Pada akhir tahun 1980-an, pihak berwenang mulai khawatir dengan pertumbuhan gereja-gereja rumah, tetapi mereka kesulitan menemukan cara untuk menangani persekutuan-persekutuan yang tersebar dan tidak resmi ini. Akhirnya mereka mencoba melakukan tekanan secara hukum, memberlakukan aturan-aturan pada gereja-gereja yang secara khusus dimaksudkan untuk melarang penginjilan, termasuk larangan bagi muslim untuk masuk ke dalam gereja. Haik, yang kini menjadi pemimpin gereja-gereja United Protestant di Iran, dengan berani menolak hukum tersebut dan menyatakan bahwa ia akan 'tetap membuka gerejanya bagi semua orang'. Dia bahkan melangkah lebih jauh dengan memprotes pemerintah bahwa merekalah yang melanggar undang-undang mereka sendiri, yakni tentang toleransi beragama, dan meminta dukungan dari organisasi-organisasi internasional.

Sebuah kasus tertentu membuat masalah ini semakin memanas. Salah satu teman dekat Haik adalah Mehdi Dibaj, seorang pria yang telah membayar harga karena meninggalkan agamanya yang dahulu untuk menerima Kristus dengan dipenjara dan disiksa selama lebih dari sembilan tahun. Pada tahun 1993, ia dijatuhi hukuman mati dan Haik melakukan kampanye global agar Dibaj dibebaskan. Haik mengajukan permohonan banding Dibaj kepada para hakim dan mengedarkannya. Dokumen yang memiliki pengaruh yang sangat besar ini (bahkan sering dibandingkan dengan salah satu surat dalam Perjanjian Baru) segera menyebar ke seluruh dunia.

Seorang jurnalis Inggris terkemuka, Bernard Levin, sangat terkesan dengan dokumen tersebut sehingga ia mencetaknya secara lengkap di The Times dan mungkin merupakan pernyataan terpanjang tentang kepercayaan Kristen yang pernah diterbitkan di koran tersebut! Beberapa hari kemudian, pemerintah Iran pun membebaskan Dibaj.

Namun, ada harga yang harus dibayar. Tiga hari kemudian, Haik Hovsepian menghilang di Teheran, dan ketika tubuhnya ditemukan, ia mengalami banyak luka tusukan. Kesimpulan yang tak terelakkan adalah bahwa dia telah terbukti menjadi lawan yang terlalu kuat bagi negara untuk membiarkannya tetap hidup. Enam bulan kemudian, Mehdi Dibaj tewas secara mengenaskan, dan disusul oleh tujuh pemimpin gereja dengan cara yang sama.

Haik meninggalkan warisan yang menakjubkan. Sebagian besar keluarganya, dan banyak dari mereka yang dipimpinnya kepada iman, kini memimpin gereja di komunitas-komunitas Iran di seluruh dunia. Yang paling menonjol dari sekian banyak kekuatan Haik adalah keberaniannya, dan hal itu terlihat dalam berbagai cara.

Yesus berkata, "Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya."


Facebook Twitter WhatsApp Telegram

Pertama, ia melangkah keluar dari budayanya sendiri. Pilihan yang aman bagi Haik adalah tetap tinggal di dalam komunitas Armenia, kaumnya sendiri. Namun, ia dituntun untuk pergi ke luar dan memberitakan Kristus kepada sebuah budaya yang dianggap tidak bersahabat.

Kedua, ia menantang negara. Meski mengetahui apa yang akan terjadi, Haik tetap berjuang melawan pemerintah yang juga menangkap Mehdi Dibaj. Pertempuran itu mengorbankan nyawanya, tetapi menghasilkan pernyataan Injil yang memberikan dampak besar kepada jutaan orang.

Terakhir, dia membela sesama orang percaya. Haik berdiri bukan untuk dirinya sendiri, tetapi untuk teman-temannya. Yesus berkata, "Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya." Untuk melakukan hal itu, tidak hanya dibutuhkan kasih tetapi juga keberanian.

Haik Hovsepian telah menjadi pahlawan dan teladan bagi banyak orang Iran. Dan perlu diingat bahwa ketika dunia semakin memusuhi Kekristenan, ia dapat menjadi teladan bagi kita untuk tetap tekun dan menjadi saksi Kristus di dunia.(t/Jing-jing)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Canon J. John
Alamat situs : https://canonjjohn.com/2021/11/27/heroes-of-the-faith-haik-hovsepian
Judul asli artikel : Heroes of the Faith: Haik Hovsepian
Penulis artikel : J. John

Komentar


SABDA Live



Alkitab SABDA


Cari kata atau ayat:

Kamus SABDA


Media Sosial

 

Member login

Permohonan kata sandi baru