Aiden Wilson Tozer lahir 21 April, 1897, di sebuah pertanian kecil di antara pegunungan Pennsylvania sebelah Barat. Dalam beberapa tahun yang singkat, Tozer, demikian ia lebih suka dipanggil, mendapatkan reputasi dan julukan seorang "nabi abad ke-20."

Mampu mengungkapkan pikiran dengan cara yang sederhana namun kuat, Tozer menggabungkan kuasa Allah dengan kekuatan kata-kata untuk memberi makan jiwa-jiwa yang lapar, menembus hati manusia, dan menarik pikiran yang terikat pada bumi kepada Allah.

Ketika ia berusia 15 tahun, keluarga Tozer pindah ke Akron, Ohio. Suatu sore saat ia berjalan pulang dari pekerjaannya di Goodyear, ia tidak sengaja mendengar seorang pengkhotbah jalanan berkata, "Jika Anda tidak tahu bagaimana agar dapat diselamatkan... berserulah kepada Tuhan." Sesampainya di rumah, ia menaiki tangga yang sempit menuju loteng di mana, mengikuti nasihat pendeta itu, Tozer memulai pengejaran seumur hidup akan Allah.

Pada tahun 1919, tanpa pendidikan formal, Tozer dipanggil untuk menggembalakan sebuah gereja etalase kecil di Nutter Fort, Virginia Barat. Awal yang sederhana itu mendorong dia dan istri barunya Ada Cecelia Pfautz, ke dalam pelayanan 44 tahun dengan The Christian and Missionary Alliance (Persekutuan Kristen dan Missionaris - red).

Tiga puluh satu tahun dari tahun-tahun itu dihabiskan di Gereja Southside Alliance Chicago. Para jemaatnya, terpikat oleh khotbah Tozer, bertumbuh dari 80 menjadi 800.

Pada tahun 1950 Tozer dipilih untuk menjadi editor di Alliance Weekly yang sekarang disebut Alliance Life. Oplahnya segera menjadi dua kali lipat. Dalam editorial pertama tanggal 3 Juni 1950, ia menentukan keadaan: "Akan rugi untuk berjalan lambat dalam parade masa-masa dimana orang-orang bersemangat kini bergegas dengan gerakan membingungkan yang terus bertambah. Tapi itu akan terbayar dalam jangka panjang dan orang Kristen sejati tidak banyak tertarik pada hal semacam itu. "

Keahlian Tozer adalah kehidupan doanya yang sering membuatnya terlihat berjalan di lorong bait suci atau bersujud di lantai. Dia menulis, "Sebagaimana seseorang berdoa, demikianlah ia." Baginya menyembah Allah merupakan hal terpenting dalam hidup dan pelayanannya. "Khotbahnya serta tulisan-tulisannya tidak lain adalah ekstensi dari kehidupan doanya," komentar penulis biografi Tozer James L. Snyder. Sebuah biografi sebelumnya mencatat, "Dia menghabiskan lebih banyak waktu di lututnya daripada di mejanya."

Kecintaan Tozer akan kata-kata juga menjalar dalam kehidupan keluarganya. Dia menanyai anak-anaknya tentang apa yang mereka baca dan membuat cerita pengantar tidur bagi mereka. "Hal yang paling saya ingat tentang ayah saya," demikian tutur putrinya Rebecca, "adalah kisah-kisah luar biasa yang dia ceritakan." Son Wendell, salah satu dari enam anak laki-laki yang lahir sebelum Rebecca, mengingat bahwa, "Kami semua lebih suka dihukum oleh ibu kami daripada dinasihati oleh ayah kami."

Tahun-tahun terakhir pelayanan Tozer dihabiskan di Gereja Avenue Road di Toronto, Kanada. Pada tanggal 12 Mei 1963, pengejarannya akan Allah di dunia berakhir ketika ia meninggal karena serangan jantung pada usia 66. Dalam sebuah pemakaman kecil di Akron, Ohio, tertera tulisan sederhana berikut ini pada batu nisannya: "Hamba Allah."

Beberapa orang bertanya-tanya mengapa tulisan Tozer hari ini masih sehangat seperti ketika ia masih hidup. Hal ini karena, sebagaimana salah satu teman berkomentar, "Dia meninggalkan hal-hal yang dangkal, gamblang dan sepele untuk dilontarkan oleh orang lain. . . . Buku-buku (nya) menjangkau jauh ke dalam hati."

Humornya, yang ditulis dan diperkatakan, dibandingkan dengan humor Will Rogers - jujur dan sederhana. Jemaat bisa tersapu oleh gelak tawa yang kencang di suatu waktu dan saat berikutnya terdiam dalam keheningan yang suci. Selama hampir 50 tahun, Tozer berjalan bersama Allah. Meskipun ia sudah pergi, ia terus berbicara, melayani mereka yang ingin mengalami Tuhan. Sebagaimana seseorang mengatakannya, "Orang ini membuat Anda ingin mengenal dan mengalami Allah." (t/Jing-Jing)

Diterjemahkan dari: