Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Bio-Kristi
You are hereTeolog / Cyril Dari Aleksandria
Cyril Dari Aleksandria
Cyril lahir di Aleksandria, Mesir, pada tahun 375. Cyril adalah teolog Kristen dan Uskup yang aktif dalam memperjuangkan doktrin-doktrin yang kompleks pada abad ke-5. Ia sangat terkenal dengan kampanyenya yang menentang Nestorius, Uskup Konstantinopel, yang pandangannya terhadap natur Kristus dideklarasikan sebagai bidah.
Cyril adalah keponakan bangsawan ternama di kota Aleksandria, Theofilus. Ia mendapatkan pendidikan klasik dan teologi di Aleksandria. Pada tahun 403, ia menemani Theofilus ke Konstantinopel dan tinggal di Sinode Provinsi di Konstantinopel (Synod of the Oak) yang dinonaktifkan oleh Yohanes Krisostomus.
Seperti pamannya, Theofilus, Cyril pun menjadi orang yang disegani di Aleksandria setelah kematian Theofilus pada tahun 412. Sayangnya, ia menghadapi masalah dengan administrasi sipil karena kesalehan yang diperjuangkannya dengan mati-matian. Cyril pun terlibat dalam kerusuhan antara pendukungnya dan pengikut dari musuhnya, Timotius. Cyril terlebih dulu menembakkan serangan terhadap para pengikut Novatian (orang-orang Kristen awal yang mengikuti ajaran anti Paus, memegang teguh pandangan yang menolak pendaftaran kembali atas komuni Lapsi -- orang-orang Kristen yang sudah dibaptis tetapi menyangkal iman mereka atau menunjukkan formalitas ritual korban bagi para dewa pagan, di bawah tekanan penganiayaan yang disetujui oleh Kaisar Desius - Red.), sekte yang dikeluarkan dari gereja, yang menyangkal kekuasaan gereja untuk membebaskan orang-orang yang telah melakukan perzinahan selama masa penghukuman. Cyril menutup gereja-gereja mereka dan mengusir orang-orang Yahudi dari kota, serta Gubernur Orestes, yang tidak sepaham dengannya. Pada tahun 430, Cyril menentang Nestorius, orang yang disegani dari Konstantinopel, yang mengkhotbahkan bahwa Maria bukanlah ibu dari Yesus karena Kristus adalah Allah dan bukan manusia. Dengan demikian, Maria seharusnya tidak disebut sebagai wanita yang mengandung Tuhan (Theotokos).
Sementara itu, Cyril tetap menjadi pemimpin penduduk Mesir. Dalam pertentangannya dengan Nestorius, Cyril menjadi aktivis politik dan pemimpin agama. Pertentangan tersebut bukan hanya berfokus pada masalah-masalah doktrin, namun juga merefleksikan ketakutan orang- orang Mesir bahwa Konstantinopel akan menguasai mereka. Pertentangan agama juga melibatkan kaitan antara keilahian dan kemanusiaan dalam diri Yesus Kristus. Cyril menegaskan kesatuan dari keduanya dalam satu Pribadi. Sebaliknya, Nestorius amat menegaskan keterpisahan keduanya. Ia memisahkan Kristus ke dalam dua Pribadi yang sedang bermain peran dalam sebuah pertunjukan. Konflik pun semakin menyeruak ke permukaan karena keteguhan Cyril yang menyatakan bahwa Perawan Maria dapat disebut Theotokos (Yunani - Mengandung Tuhan) untuk menjelaskan kesatuan intim dari dua natur dalam wacana inkarnasi. Nestorius menolak untuk menerima terminologi/istilah tersebut dan perselisihan mereka merujuk pada Sidang Umum di Efesus pada tahun 431.
Selanjutnya, ia membujuk Paus Celestine I untuk mengadakan sidang sinode di Roma, yang menghukum Nestorius dan kemudian melakukan hal yang sama pada sinodenya sendiri di Aleksandria. Celestine mengarahkan Cyril untuk memberhentikan Nestorius dan pada tahun 431, Cyril memimpin Persidangan Umum ke-3 di Efesus. Persidangan itu dihadiri oleh sekitar 200 Uskup, yang mengutuk semua ajaran Nestorius dan para pengikutnya sebelum kedatangan Uskup Agung John dari Antiokhia dan 42 pengikutnya yang percaya Nestorius tidak bersalah. Ketika mereka menyadari apa yang telah terjadi, mereka mengadakan sidang sendiri dan menghentikan Cyril. Kaisar Theodosius II menahan Cyril dan Nestorius, tetapi membebaskan Cyril bersamaan dengan kedatangan perwakilan Paus yang mengonfirmasi aksi Dewan menentang Nestorius dan menyatakan Cyril tidak bersalah atas segala tuduhan. Dua tahun kemudian, Uskup Agung John, mewakili Uskup Antiokhia yang moderat dan Cyril, mencapai kesepakatan dan bergabung dengan aksi pengutukan, dan Nestorius terpaksa diasingkan ke pembuangan. Walaupun begitu, perselisihan berlanjut dan kedamaian dalam gereja baru diperbaiki pada tahun 433, ketika Cyril menerima pernyataan, mewakili kompromi dengan Antiokhia, yang menekankan pemisahan antara dua natur dalam satu Pribadi Kristus.
Selama sisa hidupnya, Cyril menulis risalah-risalah yang mengklarifikasikan doktrin-doktrin Trinitas, Inkarnasi, dan hal itu membantu mencegah paham Nestorianisme (doktrin yang menekankan pada keterpisahan antara natur manusia dan keilahian Yesus) dan Pelagianisme (keyakinan bahwa dosa asal bukan dicemari oleh natur manusia dan keinginan fana itu masih bisa memilih yang baik dan yang jahat tanpa petunjuk ilahi) dari pengakaran jangka panjang dalam komunitas umat Kristen. Ia adalah seorang teolog tradisi Aleksandria yang paling cerdas. Ciri khas tulisannya terlihat dari ketepatan berpikir, penjabaran yang tepat, serta keterampilan mengemukakan alasan yang amat baik. Di antara tulisan-tulisannya, ada beberapa yang merupakan komentar-komentar terhadap Kitab Yohanes, Lukas, dan 5 Kitab Taurat, surat-surat tentang teologi dogmatik, dan khotbah-khotbah, serta surat-surat balasan untuk tulisan Julian ("Against The Galileans") -- sang pembelot kekaisaran Romawi dari tahun 361 -- 363, yang dibesarkan sebagai orang Kristen namun mengumumkan perubahan imannya dengan berbalik pada penyembahan berhala pada masa kejayaannya. Balasan ini merupakan karya apologetika Kristen kuno yang menentang paganisme dan juga melindungi inti-inti terpenting dari peninggalan-peninggalan Julian.
Sebagai penulis yang produktif, Cyril menghasilkan beberapa eksegese, di antaranya: "Commentaries on the Old Testament", "Thesaurus", "Discourse Against Arians Commentary on St. John`s Gospel", dan "Dialogues on the Trinity". Pada tahun 429, ketika kontroversi Kristologi semakin meningkat, ia menghasilkan tulisan-tulisan yang tidak bisa diterima oleh orang-orang yang tidak sepakat dengannya. Tulisan dan teologinya yang masih diaplikasikan sebagai tradisi Bapa Gereja dan semua aliran Ortodoks hingga kini adalah "Becoming Temples of God" (in Greek original and English), "Second Epistle of Cyril to Nestorius", "Third Epistle of Cyril to Nestorius" (containing the twelve anathemas), "Formula of Reunion: In Brief" (A summation of the reunion between Cyril and John of Antioch), "The `Formula of Reunion` between Cyril and John of Antioch", "Five tomes against Nestorius (Adversus Nestorii blasphemias)", "That Christ is One (Quod unus sit Christus)", "Scholia on the incarnation of the Only-Begotten (Scholia de incarnatione Unigeniti)", "Against Diodore of Tarsus and Theodore of Mopsuestia (fragments)", "Against the synousiasts (fragments)", "Commentary on the Gospel of Luke", "Commentary on the Gospel of John", dan "Against Julian the Apostate".
Setelah menjabat Uskup selama hampir 30 tahun, Cyril meninggal pada bulan Juni tahun 444. (t/N. Risanti)
Dirangkum dari:
1. ________. "Cyril of Alexandria". Dalam http://www.ccel.org/ccel/cyril
2. ________. "". Dalam http://www.britannica.com/EBchecked/topic/148691/Saint-Cyril-of-Alexandria
3. ________. "Cyril of Alexandria". Dalam http://en.wikipedia.org/wiki/Cyril_of_Alexandria
- Login to post comments
- 8088 reads