Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Bio-Kristi
You are herePolitisi / Politisi
Politisi
Franklin Delano Roosevelt
Siapakah Franklin D. Roosevelt?
Franklin Delano Roosevelt adalah presiden yang memimpin AS selama masa Depresi Besar dan Perang Dunia II. Ia mengalami kelumpuhan dari pinggang ke bawah setelah serangan penyakit polio, tetapi ia dapat mengatasi kekurangannya itu dan terpilih sebagai Presiden AS selama 4 periode berturut-turut; sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Kepercayaan Diri dan Agama Franklin Delano Roosevelt
Sebagian optimisme Roosevelt mungkin berakar pada kemenangannya atas penyakit polio yang dideritanya. Walaupun pada masa itu polio dianggap sebagai penyakit yang membuat suram bagi kehidupan penderitanya, tetapi Roosevelt mampu bertahan di atas kondisinya dan tetap secara aktif mengambil bagian dalam kehidupan bermasyarakat, hingga terpilih menjadi presiden AS. Jika ia sanggup bangkit mengalahkan kekurangan yang disebabkan oleh penyakit itu, segala macam rintangan lain yang menghalangi jalannya dan negaranya akan tampak lebih mudah baginya. Sumber lain yang membuat Roosevelt menjadi seseorang yang percaya akan masa depan dan mampu berkomunikasi dengan saudara-saudara sebangsanya adalah iman Kristen yang juga dibagikannya kepada sebagian besar mereka.
Yap Thiam Hien
Orang besar itu ternyata badannya kecil. Saat berdiri, beliau lebih pendek daripada saya. Pundaknya sempit. Ia menatap dan berjabat tangan nyaris tanpa ekspresi.
Penggerak Gereja Kebangsaan
Sam Ratulangi adalah orang Kristen yang memiliki rasa kebangsaan yang cukup tinggi. Bahkan, rasa nasionalismenya tersebut dibawanya ke lingkup gereja. Sam Ratulangi menjadi salah satu motor penggerak terbentuknya gereja baru, yang disebut Kerapatan Gereja Protestan Minahasa, yang disingkat menjadi KGPM. Sam memberi sumbangsih pada tercetusnya semboyan gereja ini yang berbunyi, "Yesus Kristus dalam kebangsaan, kebangsaan dalam Yesus Kristus."
Sam Ratulangi
Dirangkum oleh: Sri Setyawati
Dr. Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi atau lebih dikenal dengan nama Sam Ratulangi (lahir di Tondano, Sulawesi Utara, 5 November 1890 dan meninggal di Jakarta, 30 Juni 1949) adalah salah seorang politikus dan pahlawan nasional Indonesia. Sam Ratulangi juga sering disebut-sebut sebagai tokoh multidimensional. Filsafatnya yang berbunyi, "Si tou timou tumou tou" -- manusia baru dapat disebut sebagai manusia, jika sudah dapat memanusiakan manusia -- sangat terkenal hingga sekarang.
Gereja Harus Menjadi Terang Dunia
Satu catatan penting. Radius sangat memberi perhatian pada upaya kontekstualisasi teologi. Hal ini tidak terlepas dari latar belakang kekristenannya. Nenek moyangnya berasal dari lingkungan Kiai Sadrach, penginjil Jawa karismatik, yang berusaha memahami Injil dari perspektif kulturalnya. Cara berteologi seperti ini telah membuka wawasan dan memberi perspektif lain bagi gereja-gereja Belanda dalam berteologi. Bahkan, dalam salah satu sambutannya, Dr. Radius mengatakan bahwa di tengah derasnya arus globalisasi, gereja harus mampu memberikan pelayanan terbaiknya bagi masyarakat.
Radius Prawiro
Dirangkum oleh: Sri Setyawati
Vaclav Havel -- Penulis, Politisi, Presiden Ceko
"Visi saja tidak cukup. Visi harus dikombinasikan dengan usaha yang mungkin berisiko. Visi tidak cukup untuk mendaki tangga, kita tetap harus menaikinya."
John Witherspoon
Rev. John Witherspoon bisa dianggap sebagai sesepuh dari para pelopor dalam sejarah Amerika. Beliau bukan hanya seorang pendeta terkemuka di Gereja Presbiterian, namun juga salah satu tokoh terpenting berdirinya negara Amerika Serikat. Meskipun sekarang beliau tidak terlalu dikenal, tetapi hidup dan karyanya sangat layak untuk dipelajari.
John Witherspoon lahir pada tanggal 5 Februari 1722 di Skotlandia. Ayahnya adalah seorang pendeta di Paroki Yester di Skotlandia. Ketika berumur 14 tahun, John Witherspoon kuliah di Universitas Edinburg dan memperoleh izin untuk mengajarkan Injil saat berumur 21 tahun. Beliau ditahbiskan sebagai pendeta di Paroki Beith, di Skotlandia Barat, pada tahun 1745. Tidak lama kemudian, beliau menikahi Elizabeth Montgomery.
Kontribusi Witherspoon Bagi Amerika Serikat
Dukungan John Witherspoon terhadap kiprah bangsa Amerika tidaklah mengejutkan. Beliau menganut filsafat politik John Locke dengan sepenuh hati, begitu juga paham psikologinya. Beliau juga membawa gagasan kuat tentang "kemerdekaan Inggris" dari Skotlandia, yang dianggapnya sangat terancam karena kebijakan Inggris. Ketika John Adams singgah di Princeton dalam perjalanannya menuju pertemuan pertama Kongres Kontinental pada tahun 1774, dia bertemu Witherspoon dan menyebut beliau sebagai "Putra Kemerdekaan, seorang yang penting di Amerika Serikat."