Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Bio-Kristi
You are hereBio-Kristi No.53 Agustus 2010 / Musa
Musa
Secara singkat, riwayat Musa dapat dibagi menjadi tiga tahapan:
1. Awal Kehidupan -- Konfrontasi dengan Firaun.
Karena Musa sudah berusia 120 tahun ketika bani Israel bersiap-siap untuk memasuki Kanaan pada tahun 1406 SM (Ulangan 34:7), ia pasti telah dilahirkan pada tahun 1526 SM, menjelang awal wangsa ke-18 di Mesir. Sampai ia berumur 40 tahun, ia tinggal di istana raja sebagai putra yang diadopsi oleh Hatshepsut, putri Thutmose I. Pada tahun 1486 SM (1526 SM dikurangi 40 tahun) ia melarikan diri ke padang gurun (bd. Kisah 7:23).
2. Dari Mesir -- Kehidupan di Padang Gurun.
Musa menghabiskan 40 tahun di padang gurun, sambil memelihara kawanan kambing domba mertuanya, Yitro. Lalu Allah memanggil Musa untuk memimpin bani Israel dari Mesir untuk menjadi suatu bangsa yang merdeka, pada tahun 1446 SM (bd. Kisah 7:30).
3. Dari Padang Gurun -- Akhir Kehidupan.
Musa memimpin bani Israel yang suka melawan itu ke negeri yang dijanjikan sampai ia meninggal tahun 1406 SM.
Tuhan memilih Yosua untuk memimpin Israel dalam penaklukan Kanaan, yang memakan waktu 6 tahun - sampai sekitar 1400 SM ( Yosua 14:7,10). Kita tahu hal ini karena Kaleb berumur 40 tahun ketika ia mengintai Kanaan pada tahun kedua dari Keluaran, 1444 SM, dan ia berumur 85 tahun ketika orang Israel membagi-bagi daerah Kanaan pada tahun 1400 SM (1445 SM dikurangi 45 tahun).
Musa (sekitar 1526 -- 1406 SM) menduduki tempat yang penting dalam sejarah penebusan. Keturunan Yakub mempunyai begitu banyak anak sehingga para Firaun takut kalau-kalau mereka akan menguasai negeri itu. Karena itu, seorang Firaun yang baru memperbudak mereka dalam memerintahkan agar semua bayi laki-laki orang Israel dibunuh. Ibu Musa membaringkan putranya dalam sebuah keranjang kecil dan putri Firaun membawanya ke istana dan membesarkan dia sebagai anak angkatnya. Ibu Musa menjadi inang penyusunya dan mungkin sekali ia merawatnya sampai jauh sesudah saatnya ia disapih ( Keluaran 2:7-10).
Sebagai pemuda, Musa mulai merasa tertekan karena nasib umat-Nya: ia ingin mengeluarkan mereka dari perbudakan ( Keluaran 2:11; Kisah 7:24-25). Ketika Musa berusia 40 tahun, ia melihat seorang Mesir memukul seorang Israel; ia menjadi sangat marah lalu membunuh orang Mesir itu. Karena takut akan dihukum mati oleh Firaun, Musa melarikan diri ke Gurun Midian ( Keluaran 2:14-15). Di sana, ia menikah dengan seorang anak perempuan Yitro (juga disebut Rehuel), seorang imam kafir. Musa setuju untuk menggembalakan kambing domba Yitro (Keluaran 2:16-21).
Setelah sekitar empat puluh tahun, Tuhan berfirman kepada Musa dari semak duri yang, menyala tetapi tidak dimakan api. Tuhan menyuruh Musa kembali ke Mesir dan memimpin bani Israel ke Palestina, negeri yang telah dijanjikan-Nya kepada Abraham. Musa merasa tidak mampu dan ia mengemukakan berbagai alasan untuk tidak pergi. Tuhan memecahkan setiap alasannya dan memberikan kuasa kepada Musa untuk mengadakan berbagai mukjizat yang akan membujuk orang Israel untuk mengikut dia. Tuhan menyatakan nama-Nya yang kudus, YHWH (kadang-kadang diucapkan sebagai "Yahweh") kepada Musa. Musa masih coba menolak dengan berkata, "Aku ini tidak pandai bicara .... " karena mungkin ia sukar berbicara. Karena itu, Tuhan mengirim Harun, kakak Musa, bersama dia untuk menerjemahkan perkataan Musa ( Keluaran 7:1).
Musa dan Harun meyakinkan orang Israel untuk mengikut mereka, tetapi Firaun menolak untuk mengizinkan mereka meninggalkan Mesir. Tuhan mendatangkan sepuluh tulah kehancuran ke atas Mesir untuk mengubah hati Firaun ( Keluaran 7:17-12:36). Tulah yang terakhir membunuh putra yang sulung dalam tiap rumah yang pintunya tidak ditandai darah. Oleh sebab orang Israel menaati perintah Allah, maka malaikat maut melewati anak sulung orang Israel. (Tuhan memerintahkan orang Israel untuk merayakan peristiwa ini dengan hari raya setiap tahun yang disebut Paskah, artinya "melewati".) Tulah kematian ini membuat Firaun menyerah; ia setuju untuk membiarkan bani Israel kembali ke tanah air mereka. Akan tetapi, segera setelah mereka berangkat, Firaun mengubah pikirannya lagi. Ia mengirim tentaranya untuk membawa bani Israel kembali.
Tuhan memimpin umat-Nya ke Laut Merah, dan Ia membelah air laut dan memimpin mereka berjalan di tempat kering. Beberapa ahli, seperti Leon Wood, memperkirakan bahwa kejadian ini terjadi sekitar 1446 SM.
Musa memimpin umat itu dari Laut Merah ke Gunung Sinai. Dalam perjalanan itu, secara ajaib Tuhan menyediakan roti dan burung puyuh untuk menjadi makanan mereka. Di Gunung Sinai, melalui Musa, Tuhan menyatakan undang-undang dan rancangan-rancangan sosial yang akan membentuk bani Israel menjadi bangsa yang kudus. Sepuluh Perintah Allah termasuk dalam undang-undang ini.
Dari Sinai, Tuhan memimpin bani Israel ke Kadesy. Di sana mereka mengutus pengintai-pengintai ke Palestina. Para pengintai melaporkan bahwa negeri itu kaya dan subur, tetapi penuh raksasa. Kebanyakan pengintai menganggap bahwa raksasa-raksasa itu akan menghancurkan mereka apabila mereka berusaha untuk merebut negeri itu. Hanya dua orang -- Kaleb dan Yosua -- yang yakin bahwa mereka patut berjuang untuk memperoleh negeri itu. Bani Israel menerima nasihat mayoritas yang tidak percaya dan mereka meninggalkan Palestina. Tuhan menghukum mereka untuk mengembara di padang belantara selama 40 tahun karena mereka tidak percaya pada-Nya.
Pada akhir pengembaraan mereka, mereka berkemah di dataran Moab. Di situ, Musa berbicara kepada mereka untuk terakhir kalinya dan perkataannya tersurat dalam Kitab Ulangan. Musa menyerahkan kepemimpinannya kepada Yosua. Lalu, ia memberi petunjuk-petunjuk terakhirnya kepada bani Israel dan menutup dengan sebuah kidung puji-pujian kepada Tuhan. Musa tidak dapat memasuki Negeri Perjanjian oleh karena ia telah memberontak melawan Tuhan di Meriba ( Bilangan 20:12). Akan tetapi, sesudah ucapan perpisahan Musa kepada orang Israel, Tuhan memimpin dia ke puncak Gunung Nebo untuk melihat negeri yang tidak dapat dimasukinya. Di puncak gunung itulah ia meninggal.
Dalam pertempuran dengan orang Amalek ( Keluaran 17:8-16), Yosua telah membuktikan bahwa ia seorang pemimpin yang cakap atas bala tentara Israel. Kini Tuhan memakai Yosua untuk memimpin bangsa Israel dalam menaklukkan dan menetap di Negeri Perjanjian. Yosua adalah salah seorang pengintai yang pertama kalinya melihat Negeri Perjanjian itu. Oleh sebab Yosua dan Kaleb memercayai Allah, maka merekalah satu-satunya orang dari generasi yang lahir di Mesir yang diizinkan Allah untuk memasuki negeri itu. Semua yang lain telah mati di padang belantara.
Demikianlah Musa mengangkat Yosua untuk menggantikan dia dan mengumumkan bahwa Allah akan menyerahkan Palestina ke dalam tangan Yosua. Setelah Musa meninggal, Allah berfirman kepada Yosua dan mendorong dia untuk tetap setia kepada panggilannya ( Yos. 1:1-9).
Diambil dari:
Judul buku | : | Ensiklopedi Fakta Alkitab - Bible Almanac |
Penulis | : | J.I. Packer, Merrill C. Tenney, William White, Jr. |
Penerjemah | : | Tim penerjemah Gandum Mas |
Penerbit | : | Yayasan Penerbit Gandum Mas |
Halaman | : | 61 -- 66 |
Buku elektronik | : | http://alkitab.sabda.org/ |
- Login to post comments
- 35004 reads