Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Bio-Kristi
You are hereRiwayat / Naomi
Naomi
Kitab Rut adalah salah satu dari dua kitab dalam Alkitab Ibrani yang menyandang nama seorang perempuan (kitab lainnya adalah Ester). Rut menggambarkan perjuangan Naomi dan Rut untuk bertahan hidup di lingkungan yang patriarkal. Meskipun ceritanya mengambil nama dari perempuan yang lebih muda, tetapi perempuan yang lebih tua adalah tokoh yang dominan. Nasib Naomi membentuk narasi, dan rencananya membawa hal itu pada penyelesaian masalah.
Adegan satu (1: 1-22) dibuka dengan bencana kelaparan yang membuat keluarga Yudea menyeberangi Sungai Yordan ke Moab, sebuah negeri asing. Dalam memperkenalkan keluarga tersebut, pendongeng menundukkan Naomi kepada seorang laki-laki bernama Elimelekh. Dia adalah "istrinya," dan anak-anak mereka adalah "anak-anaknya" (1:1-2) (penekanan ditambahkan). Namun, kematian Elimelekh mengubah keadaan. Elimelekh kemudian dituliskan sebagai "suami dari Naomi," dan dia "pergi dengan kedua anaknya" (1:3) (penekanan ditambahkan). Anak-anak mereka menikah dengan perempuan Moab, Orpa dan Rut, tetapi mereka meninggal tanpa keturunan. Jadi, keadaan Naomi menjadi sulit kembali. Dari istri menjadi janda, dari ibu menjadi bukan ibu, perempuan ini menanggalkan semua identitasnya.
Setelah mendengar bahwa Tuhan telah memulihkan keadaan Yehuda, Naomi memulai perjalanan pulang. Dia mengatakan kepada setiap anak-menantunya untuk kembali ke "rumah ibu" mereka dan memohon hesed ("kesetiaan" atau "loyalitas") dari YHWH atas mereka (1: 8-9). Secara mencolok, dasar yang Naomi sebut sebagai hesed ilahi adalah loyalitas yang telah ditunjuuka Orpa dan Rut kepada keluarganya. Dia mengangkat perempuan asing ini sebagai model untuk apa yang Tuhan seharusnya lakukan. Lalu ia merinci apa itu hesed bagi perempuan yang hidup di dunia laki-laki: untuk menemukan keluarga, "masing-masing di rumah suamimu" (1:9). Naomi membentuk suatu teologi yang secara paradoks menumbangkan tetapi mendukung patriarki.
Ketika anak-anak perempuan menantu bersikeras untuk kembali bersamanya, ia berusaha untuk mencegah mereka (1:10-13). Menggunakan pertanyaan retoris, ia kemudian memberikan alasan. Dia tidak memiliki anak laki-laki sekarang di rahimnya untuk memberi mereka suami dan dia tidak punya suami sehingga dirinya tidak mungkin hamil. Selain itu, dia terlalu tua untuk mengandung anak, dan bahkan jika ia melakukannya, mengapa perempuan-perempuan ini akan menunggu anak-anaknya bertumbuh dewasa? Menggambarkan situasinya, Naomi menyimpulkan bahwa Tuhan telah berbalik melawan dia. Allah yang ia harap akan menunjukkan Hesed untuk menantu-menantu perempuannya telah menunjukkan permusuhan terhadapnya.
Naomi hanya meyakinkan Orpa; Rut tetap menyertainya ke Betlehem. Ketika para perempuan di kota memberikan perhatian khusus pada Naomi (1:19), ia meminta mereka untuk tidak memanggilnya "Naomi" (yang berarti "menyenangkan") melainkan "Mara" (yang berarti "pahit"). Dalam permainan kata, dia menjelaskan perubahan nama dengan menyalahkan "Sang Mahakuasa" yang telah "membuat hidupku sangat pahit" (1: 20-21). Namun, tidak ada yang pernah mengikuti permintaanya.
Naomi mendominasi adegan satu. Sembilan kali namanya muncul, paling sering sebagai subyek aktif verba. Banyak kata ganti juga membuktikan sentralitasnya dalam waktu kelaparan, perpindahan, dan kematian — dan kembali ke rumah di awal masa panen gandum.
Naomi terus menonjol dalam adegan dua (2:1-23). Namanya adalah kata pertama. Itu menautkannya ke seorang sanak kaya bernama Boas. Sementara itu, Naomi memberikan Rut izin untuk mengumpulkan bulir-bulir jelai di mana pun dia diterima (2:2). Ketika Rut diterima di lahan Boas, seorang bujang mengenalinya dengan menyebutkan nama Naomi (2:6). Boas juga menyinggung Naomi sebagai ibu mertua Rut (2:11). Di malam hari Rut kembali ke Naomi, yang memulai (2:19) dan menyimpulkan (2:22) percakapan mereka. Menanyakan pekerjaan Rut hari itu, Naomi mengucapkan kata-kata berkat untuk pertama kalinya (2: 19-20). Mereka menyinggung orang itu, yang belum dikenal olehnya, yang membantu Rut (2:19). Setelah mengetahui bahwa orang itu adalah Boas, Naomi menambahkan nama Tuhan untuk berkat yang dia ucapkan (2:20) dan memanggil Allah yang sebelumnya dia salahkan sebagai pemberi kepahitan (1:13,21). Naomi berubah (2: 20-22).
Sebagai orang terakhir yang berbicara dalam adegan dua (2:22) dan yang pertama kali berbicara dalam adegan tiga (3: 1-18), Naomi terus mengarahkan plot cerita. Tidak menunggu hal-hal sampai terjadi atau Allah untuk campur tangan, ia berencana untuk menjadikan Boas sebagai suami Rut. Dalam mencari jaminan melalui pernikahan, rencananya sesuai dengan struktur patriarki, tetapi menentangnya dalam mengusulkan rencana berbahaya. Naomi menyuruh "anak perempuannya" berpakaian bagus dan mengunjungi Boas diam-diam di tempat pengirikan. Di sana, dia akan meminta Boas untuk memberikan doanya sebagai berkat atas dirinya (3: 3-5). Rencananya berhasil. Adegan berakhir dengan dua wanita itu yang membahas peristiwa malam itu. Naomi lagi yang memulai (3:16) dan menyimpulkan (3:18) percakapan mereka. Dari menjadi penerima bencana, ia telah menjadi agen perubahan dan tantangan.
Naomi tidak pernah berbicara lagi; pekerjaannya selesai. Namun demikian, dia menonjol dalam adegan terakhir (4:1-21), namanya muncul enam kali. Boas menggambarkan Naomi sebagai pemilik tanah (4:3,5,9). Para perempuan dari Bethlehem memohon berkat YHWH untuk Naomi melalui Rut dan cucu Rut yang dilahirkannya (4:14-15). Narator menceritakan bahwa Naomi meletakkan anak itu di pangkuannya dan menjadi pengasuhnya. Dan pada akhirnya, para perempuan bahkan menyatakan bahwa anak itu telah lahir untuk Naomi (4:17).
Penilaian feminis Naomi menyimpang secara luas, seringkali tergantung pada bias budaya, sosial, ideologi, dan pengalaman dari pembaca. Sebuah contoh meliputi: Naomi adalah tanda/kode untuk nilai-nilai laki-laki yang menemukan pemenuhan bagi perempuan dalam pernikahan dan anak-anak. Berbeda dengan hilangnya status janda beranak dalam sistem patriarki, Naomi mencapai nilai penting dirinya sebagai ibu mertua dan karakter independen. Naomi adalah ibu mertua yang sombong, mengganggu, dan mendominasi. Naomi adalah seorang ibu mertua yang peduli, ramah, dan altruistik. Naomi orang Yudea menolak Rut (dan Orpa) karena dia adalah orang Moab. Naomi menerima Rut orang Moab dalam keluarga Yehuda. Naomi dan Rut adalah rival, dengan Naomi akhirnya mencapai prestise yang lebih besar. Naomi dan Rut bersahabat, sungguh-sungguh seperti saudara, masing-masing mencari kebaikan yang lain di dunia di mana mereka hanya memiliki sedikit kendali. Naomi membuat skema, berkonspirasi, dan memanipulasi. Naomi berencana, membayangkan, dan mengeksekusi. Naomi adalah seorang wanita tua sakit hati yang mencela Allah atas masalah yang dialaminya, tetapi gagal untuk berterima kasih kepada Tuhan ketika keadaannya menjadi pulih. Naomi adalah sosok iman yang besar yang mengalami Allah sebagai musuh tapi kemudian memperjuangkan berkat dari keterpurukan. Semua penilaian berbeda seperti itu membuktikan dominannya Naomi, jika bersifat ambigu, dari kehadiran salah satu cerita Alkitab yang difokuskan pada perempuan. (t/Jing-Jing)
Bibliography
Kates, Judith A., and Gail Twersky Reimer, eds. Reading Ruth: Contemporary Jewish Women Reclaim a Sacred Story. New York: 1994.
Levine, Amy-Jill. “Ruth.” Women’s Bible Commentary, edited by Carol A. Newsom and Sharon H. Ringe, 78–84. Kentucky: 1992.
Meyers, Carol, General Editor. Women in Scripture. New York: 2000.
Trible, Phyllis. “A Human Comedy.” In God and the Rhetoric of Sexuality. Philadelphia: 1978.
Diterjemahkan dari:
Nama situs | : | Jewish Women Archive |
Alamat situs | : | http://jwa.org/encyclopedia/article/naomi-bible |
Judul asli artikel | : | Naomi: Bible |
Penulis artikel | : | Phyllis Trible |
Tanggal akses | : | 27 Oktober 2016 |
- Login to post comments
- 6693 reads