Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Bio-Kristi
You are hereBio-Kristi No.125 Oktober 2013 / Pandangan Boyle Terhadap Sains dan Kekristenan
Pandangan Boyle Terhadap Sains dan Kekristenan
Buku alam (baca: buku ilmu pengetahuan) hanyalah salah satu buku Allah. Saya juga mempelajari dan membaca buku-Nya yang lain: Alkitab, sebanyak orang lain membacanya. Itu adalah buku yang luar biasa, yang mengungkapkan tujuan Allah bagi semua generasi dan mengungkapkan pikiran dan tindakan Allah. Namun, buku itu dimaksudkan untuk mengajarkan keallahan, bukan filsafat, dan saya tidak pernah mencampuradukkan Alkitab dengan buku alam. Bersama dengan buku nurani, itulah ketiga buku di perpustakaan kami. Tak satu buku pun dari ketiganya yang boleh diabaikan. Bagi orang Kristen khususnya, buku alam memuat banyak keajaiban, yang menunjukkan kepada kita karya-karya mengagumkan dari sang Pencipta Agung yang menciptakan dan menopang segala sesuatu. Beberapa orang mengatakan bahwa bahayanya terletak pada terlalu mengabdikan diri pada buku ini. Namun, saya menyatakan bahwa kita dilahirkan sebagai imam bagi alam, yang memiliki kewajiban untuk mengembalikan rasa syukur dan pujian kepada Pencipta kita, bukan hanya untuk diri kita sendiri, tetapi juga demi seluruh ciptaan. Melalui suara kita, seluruh ciptaan menjawab undangan resmi yang ditujukan kepada mereka dalam Mazmur 148: Pujilah TUHAN di sorga, pujilah Dia di tempat tinggi, dari bumi, dan di kedalaman.
Tak ada seorang pun yang lebih diperlengkapi sedemikian baik untuk tugas mulia ini daripada seorang ilmuwan Kristen. Bukannya justru menjadi jauh karena mempelajari alam, para ilmuwan sebenarnya menjadi orang Kristen yang lebih baik berdasarkan apa yang mereka alami. Melakukan suatu penelitian memberikan seorang ilmuwan gambaran yang lebih jelas tentang keagungan ilahi, yang terlihat dalam susunan dan pengaturan alam semesta serta ciptaan di dalamnya. Ini tidak ditemukan melalui kegiatan lain. Menganggap efek mengagumkan semacam ini sebagai sesuatu yang tidak kompeten dan menyedihkan, sebagai penyebab yang kebetulan, atau sekadar hiruk-pikuk atom yang saling berdesakan merupakan kebodohan belaka.
Kami, para ilmuwan, banyak menemukan dalam penelitian kami sesuatu yang membuat pikiran kami menetap pada satu keyakinan teguh akan keberadaan Tuhan. Dalam mempertimbangkan keluasan, keindahan, dan pergerakan teratur benda-benda langit, struktur sempurna yang ada pada hewan dan tumbuhan, dan banyak fenomena alam lainnya, kami menyimpulkan bahwa sistem mengagumkan dari semua ini dibentuk oleh Pencipta yang sangat kuat, bijaksana, dan baik. Seseorang tidak harus menjadi ilmuwan untuk dapat menikmati kesukaan ini; pekerjaan tangan ilahi dapat dilihat dengan jelas oleh semua orang. Akan tetapi, semua yang lebih besar merupakan kesukaan bagi ilmuwan. Sebab, semua pekerjaan Allah begitu menggambarkan Penciptanya sehingga masih ada lebih banyak lagi rasa penasaran, tanda dan efek kecerdasan ilahi di relung terdalam dari semua hal tersebut. Dan, ini tidak akan ditemukan oleh seseorang yang mengamati semesta dengan asal-asalan. Semua hal ini membutuhkan pengamatan yang sangat teliti dan jeli dari seorang siswa yang terlatih dengan sangat baik. Seorang pencinta semesta yang sejati, yang tidak hanya membawa rasa ingin tahu dan perhatian yang umum, tetapi yang juga memiliki pengetahuan anatomi, optik, kosmologi, mekanika, dan kimia yang baik, akan menemukan lebih banyak keindahan yang sampai sekarang terbaring tak terlihat dalam karya-karya Tuhan yang terlihat. (t/Berlin B.)
Diterjemahkan sebagian dari:
Nama situs | : | Elca |
Alamat URL | : | http://www.elca.org |
Judul asli artikel | : | The Science and Faith of Robert Boyle |
Penulis | : | Edward B. Davis |
Tanggal akses | : | 19 September 2013 |
- Login to post comments
- 2990 reads