Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Bio-Kristi
You are hereRiwayat / Timotius di Alkitab: Profil Tokoh
Timotius di Alkitab: Profil Tokoh
Hari ini, tidaklah biasa anak-anak tumbuh besar dalam sebuah keluarga di mana orang tua mereka berasal dari budaya atau agama yang berbeda. Berkenaan dengan sikap mengenai pernikahan campur, latar belakang etnis, atau agama yang bercampur, beberapa anak yang lahir ke dalam keluarga demikian mengalami kesulitan baik dari dalam maupun dari luar keluarganya.
Pada saat yang sama, banyak anak-anak yang tumbuh besar di keluarga demikian yang memiliki pemahaman yang lebih baik tentang keberagaman budaya dan mengalami banyak hal yang indah. Di dalam Alkitab, ada seorang anak yang tumbuh besar di lingkungan seperti itu, yaitu Timotius. Sebuah profil tokoh yang singkat tentang Timotius di dalam Alkitab menolong kita untuk melihat potensi dari setiap anak, bagaimanapun keadaan keluarga mereka, untuk melakukan hal-hal besar bagi Tuhan.
Timotius di dalam Alkitab
Masa kanak-kanak Timotius yang dibesarkan dalam pengenalan akan Allah.
Timotius tumbuh besar di kota Listra sebagai anak dari wanita Yahudi bernama Eunike, yang adalah orang percaya, dan ayah berkebangsaan Yunani (bukan Yahudi) yang tidak disebutkan namanya (Kis. 16:1). Selain penyebutan tentang ayah Timotius yang singkat ini, tidak ada informasi lain mengenai dia sehingga kita tidak tahu apakah dia bahkan berperan dalam pertumbuhan kehidupan Timotius. Hal ini juga bisa menunjukkan bahwa ibu Timotius mungkin adalah ibu tunggal atau membesarkan Timotius tanpa pengaruh dari ayahnya. Bagaimana pun, kita memang melihat bahwa ibu Timotius mendapatkan bantuan dari ibunya Lois, yang juga adalah orang percaya dalam membesarkan Timotius (2 Tim. 1:5). Timotius tidak dibesarkan sebagai orang Yahudi karena dia baru disunat ketika dewasa oleh Rasul Paulus ketika Paulus datang ke daerah ini pada perjalanan misionarisnya yang kedua. Demikian juga, kita tahu bahwa ibu dan nenek Timotius membesarkan dia untuk memiliki pemahaman yang dalam tentang Kitab Suci yang dimulai sejak usia dini, yang berujung pada keselamatannya (Kis. 16:3-5, 2 Tim. 1:1-14; 3:14-15).
Pengabdian awal Timotius dalam Pelayanan
Beberapa orang menanyakan mengapa Paulus menyuruh Timotius untuk disunat, terutama setelah belakangan berselisih pendapat dengan Petrus yang tidak menentang sunat ketika Petrus ada di antara orang-orang Yahudi lainnya. Demikian pula, Paulus secara langsung ikut mengirimkan sebuah surat dari para rasul di Yerusalem yang menyatakan bahwa sunat tidaklah diperlukan oleh orang percaya (Kis. 15:1-7; Gal. 2:11-21). Jawaban atas pertanyaan mengapa Paulus menyunat Timotius ditemukan dalam Kis. 16:3-4. Paulus menyuruh Timotius disunat karena ada orang-orang Yahudi yang tahu bahwa ayah Timotius bukanlah orang Yahudi dan Timotius tidak dibesarkan sebagai orang Yahudi. Karena dia tidak dibesarkan secara Yahudi, orang-orang Yahudi setempat tidak punya hubungan apa-apa dengan Timotius karena dia adalah orang bukan Yahudi. Karena itu, Timotius mau disunat oleh Paulus supaya dia bisa diterima oleh orang-orang Yahudi setempat karena dia bekerja bersama-sama Paulus. Ini adalah contoh menjalani hidup yang dijelaskan Paulus di dalam 1 Kor. 9:19-23 tentang menjadi segala sesuatu bagi semua orang supaya dia bisa lebih efektif memberitakan Injil keselamatan. Kenyataan bahwa Timotius mau disunat oleh Paulus supaya dia bisa lebih efektif bersaksi kepada orang Yahudi merupakan kesaksian yang luar biasa mengenai pengabdian dan beban Timotius untuk menceritakan tentang Kristus kepada orang-orang Yahudi.
Pelatihan Timotius oleh Paulus
Setelah Timotius disunat, Paulus meminta Timotius untuk menemani dia melanjutkan perjalanan misionarisnya yang kedua bersama dengan Silas (Kis. 15:36-41). Pada sepanjang perjalanan, Paulus melatih Timotius untuk pekerjaan pelayanan seperti yang sebelumnya sudah dinyatakan kepada Paulus bahwa Timotius akan ditetapkan menjadi seorang penginjil dalam pelayanan Injil (1 Tim. 1:18-19; 4:14, 2 Timotius 4:1-5; 6). Kita melihat kelanjutan perjalanan mereka melewati banyak wilayah di sekitar Laut Mediterania sebagaimana ditunjukkan melalui surat-surat Lukas, Paulus, dan Timotius yang dikirimkan kepada orang-orang percaya yang menjadi teman mereka di Atena (Kis. 17:15); Korintus (1 Kor. 4:17; 2 Kor. 1:19); Filipi (Flp. 1:1; 2:19); Kolose (Kol. 1:1); Tesalonika (1 Tes. 1:1; 3:1-10, 2 Tes. 1:1) dan Efesus (1 Tim. 1:1-3), di antara tempat-tempat lain.
Tahun-tahun Timotius belakangan
Paulus menulis surat kepada Timotius, yang dia tinggalkan di sana untuk menunjukkan munculnya kehidupan yang bidah dan tidak saleh (1 Timotius; 2 Timotius). Paulus, yang saat ini sudah jauh lebih tua, menyebut Timotius sebagai "anaknya sendiri di dalam iman" dan menugaskan kepadanya untuk menjadi seperti prajurit dalam peperangan yang melakukan apa yang benar (1 Tim. 2:2). Paulus memberikan kekuatan teologis yang ekstensif kepada Timotius dan menasihati agar dia berdiri teguh pada kebenaran di dalam peperangan rohani. Dia juga memberikan pengajaran tentang beberapa topik seperti doa, pakaian yang pantas, pemilihan tua-tua, dan dekan.
Selain hal-hal praktis ini, Paulus menyampaikan kepada Timotius mengenai banyaknya orang yang akan meninggalkan iman dan bagaimana untuk bertindak sebagai seorang pelayan menghadapi tantangan dari orang-orang yang murtad. Dia juga menasihati Timotius mengenai bagaimana gereja harus menjalankan tugasnya dan tentang bagaimana memperlakukan para janda dan tua-tua. Paulus juga menyuruh Timotius untuk mengajarkan Firman Tuhan dengan bersemangat, yakin, dan sabar karena waktunya akan tiba pada suatu hari kelak ketika orang-orang tidak mau mendengarkan ajaran yang baik tetapi hanya mau mencari para pelayan yang mengajarkan pesan yang tidak menyatakan kesalahan mereka atau menantang mereka. Yang terakhir, Paulus mengatakan kepada Timotius bahwa waktunya untuk meninggalkan hidup ini telah tiba dan meminta Timotius untuk datang kepadanya dan membawa beberapa barangnya. Kita tidak mendengar lagi tentang kehidupan Timotius selanjutnya, tetapi sejarawan gereja menulis bahwa Timotius tetap tinggal di Efesus sampai akhir hidupnya.
Apa yang bisa kita pelajari dari Timotius?
Jika Anda mengikuti kehidupan Timotius, Anda akan menemukan bahwa dia adalah tipe orang yang menggunakan seluruh hidupnya bekerja dalam pelayanan. Pada tahun-tahun awalnya, dia menjalani hidup yang keras bersama dengan Paulus, pergi dari satu kota ke kota lainnya. Akan tetapi, kita mendapati bahwa saat dia bertambah usia, lama-kelamaan dia menetap dan menanamkan akar sehingga dia bisa menginvestasikan kehidupan orang-orang pada segala zaman. Pada saat yang sama, Paulus menggunakan kebenaran dalam tahun-tahun terakhir hidupnya untuk mengajarkan poin yang penting kepada Timotius. Karenanya, sebagai orang percaya, kita perlu mengarahkan usaha kita untuk melayani Tuhan, tidak peduli dari mana kita berasal dan ke mana kita akan berakhir. Demikian pula, seperti yang dilakukan Paulus kepada Timotius, kita harus berusaha untuk mengajar kepada generasi yang baru tentang hamba dan pelayan. Kita harus melatih orang-orang yang setia agar kemudian mengajarkan juga hal-hal yang telah mereka terima kepada orang lain (2 Tim. 2:1-2). Dengan melakukan ini, pelayanan tidak akan mati saat kita tiada, tetapi akan berlipat-lipat melalui kehidupan orang-orang yang kita ajari.
Kesimpulan
Timotius tumbuh besar di kota Listra sebagai anak dari seorang wanita Yahudi bernama Eunike, yang adalah orang percaya, dan seorang ayah berkebangsaan Yunani (bukan Yahudi) yang tidak disebutkan namanya. Timotius dibesarkan sebagai seorang bukan Yahudi dan secara rohani diangkat anak oleh Rasul Paulus. Timotius menemani Paulus melewati wilayah Laut Mediterania di mana akhirnya Timotius menjadi seorang pelayan penginjil yang sah. Akhirnya, Paulus mengutus Timotius ke Efesus di mana dia tetap tinggal di sana selama hidupnya melayani orang-orang dan melatih para guru yang setia untuk melanjutkan misi. Timotius menjadi contoh bagaimana menghidupi nasihat Paulus untuk menjadi segala sesuatu bagi semua orang supaya kita bisa dengan lebih efektif memberitakan pesan Injil keselamatan. Yang terakhir, kita belajar bahwa tidak peduli darimana kita berasal, pengaruh yang saleh, dan pengajaran Alkitab bisa mengalahkan semua keadaan yang merugikan. (t/Jing-Jing)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | What Christians Want to Know |
URL | : | https://www.whatchristianswanttoknow.com/timothy-in-the-bible-character-profile |
Judul asli artikel | : | Timothy in the Bible: Character Profile |
Penulis artikel | : | Dr. Michael L. Williams |
Tanggal akses | : | 20 April 2018 |
- Login to post comments
- 57525 reads