Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Bio-Kristi
You are herePakar Botani / Carl Linneaus
Carl Linneaus
Masa Muda
Carl Linnaeus lahir pada tanggal 23 Mei 1707 di kota Rashult, Swedia Selatan. Dia adalah anak sulung dari lima bersaudara. Ayahnya, Nils Linnaeus, adalah seorang pendeta gereja Lutheran di Rashult dan botanis amatir yang tekun. Tak lama sesudah kelahirannya, keluarga Carl pindah ke kota Stenbrohult karena Nils harus menggantikan ayah mertuanya sebagai pendeta. Carl dibesarkan dalam keluarga kristiani yang saleh dan mengharapkan agar kelak ia juga menjadi pendeta. Akan tetapi, Carl lebih berminat untuk mempelajari tanaman dan binatang. Kebun botaninya di Stenbrohult menjadi tempat "yang membakar jiwa dengan rasa cinta yang demikian mendalam kepada tanaman."[1] Tahun 1716, Carl bersekolah di Vaxjo. Di sana, dia mempelajari fisiologi dan botani. Pada waktu itulah, dia meneliti seksualitas tanaman -- temuan penting dalam botani yang belum banyak dikenal di Swedia pada waktu itu.
Kedokteran dan Botani
Pada tahun 1727, Linnaeus belajar ilmu kedokteran dan ilmu alam di Universitas Lund di Swedia Selatan. Namun, mutu pengajaran di situ sangat buruk. Oleh karena itu, tahun berikutnya ia pindah ke Universitas Uppsala. Pengetahuannya tentang seksualitas tanaman sangat mengesankan, sehingga pada tahun 1730 dia diangkat menjadi pengajar botani di universitas tersebut. Tiga tahun kemudian, dia juga mulai memberi kuliah geologi.
Pada tahun 1732, Linnaeus melakukan ekspedisi selama 5 bulan ke Lapland untuk menyelidiki tanaman dan hewan di daerah tersebut. Dalam tulisannya tentang pengalamannya di Lapland, dia memuji Allah sebagai "Pencipta Yang Mahakuasa dan Pemelihara segala sesuatu".[2]
Pada tahun 1735, Linnaeus menempuh ujian kedokterannya di Harderwijk, Belanda. Selanjutnya, dia pergi ke Jerman, Inggris, dan Perancis untuk menyelidiki tanaman dan hewan. Dia kembali ke Swedia pada tahun 1738 dan mulai berpraktik sebagai dokter. "Dalam banyak hal, prestasinya tidak hanya mendahului zamannya, tetapi juga dirinya sendiri. Pada waktu itu, ia telah meyakinkan dirinya bahwa banyak penyakit disebabkan oleh bakteri atau apa yang disebutnya sebagai `partikel hidup`." [3]
Salah satu keberhasilannya yang terbesar di bidang kedokteran adalah suatu cara untuk menanggulangi penyakit kelamin. Linnaeus juga menjadi pelopor dalam bidang kebersihan. "Perlunya peningkatan kebersihan, baik di rumah tangga maupun di tempat-tempat umum dan pengaruhnya bagi kesehatan masyarakat, bahaya penularan tuberkulosis, dan infeksi yang dibawa oleh pakaian, merupakan pokok bahasan yang gencar dikampanyekannya."[4]
Pada tahun 1741, Linnaeus kembali ke Universitas Uppsala sebagai profesor dalam ilmu kedokteran. Dia memberi kuliah dalam bidang kedokteran praktis dan kebersihan. Setahun kemudian, dia menjabat sebagai profesor ilmu botani dan memberi kuliah ilmu botani, zoologi, geologi, serta kedokteran. Dia tetap memegang jabatan tersebut sampai pensiun. Linnaeus juga menjadi dokter utama kerajaan pada tahun 1747. Dalam karyanya, "Materia Medica" (1749), dia menggabungkan pengetahuan kedokterannya dengan pengetahuannya tentang ilmu-ilmu lain. (Buku I, "De Plantis", membahas kandungan obat dalam tanaman.) Namun, perhatian utama Linnaeus tetap pada ilmu botani dan zoologi.
Sistem Penggolongan
Sumbangan terbesar Linnaeus kepada dunia ilmu pengetahuan adalah sistem penggolongan, penamaan tanaman, dan hewan. Linnaeus memulai penggolongannya dengan "sistem percabangan", yaitu dengan membagi dunia tanaman dan hewan menjadi kelompok besar yang disebut kelas. Setiap kelas bercabang menjadi subdivisi yang disebut ordo. Ordo bercabang lagi menjadi genus dan genus bercabang menjadi spesies.
Selanjutnya, tanaman atau hewan dikenal dengan nama yang terdiri atas dua bagian, yang menunjukkan genusnya (kata benda) dan spesiesnya (kata sifat). Semakin besar kemiripan dua organisme, semakin berdekatan keduanya dalam "pohon" itu. Misalnya, tanaman jeruk (Citrus aurantium) mirip dengan spesies lain, yaitu tanaman lemon (Citrus limon). Hubungan anatomi yang berdekatan diperlihatkan dengan adanya nama awal yang sama. Demikian pula, hewan yang mirip seperti singa (Felis leo) dan macan (Felis tigris), keduanya termasuk genus yang sama, sebagaimana tampak dari nama pertama masing-masing hewan itu.
Linnaeus mendasarkan sistem penggolongannya atas ciri pokok suatu organisme. Untuk tanaman, ciri yang dia pilih adalah cara perkembangbiakannya. Tanaman berbunga dia pisahkan dari yang tidak berbunga. Tanaman berbunga dibagi menurut jumlah bagian dan proses perkembangbiakannya. (Linnaeus adalah "yang pertama kali memakai lambang untuk jantan dan untuk betina".[5] Untuk hewan invertebrata, Linnaeus membaginya menurut ciri-ciri seperti kulit luar, jumlah segmen badan, dsb.. Hewan vertebrata dibagi menurut struktur, misalnya kerangka, sisik, bulu, dan rambut.
Meskipun sebelumnya tidak ada skema yang komprehensif dan menyeluruh untuk menggolongkan organisme hidup, Linnaeus mampu menciptakan skema baru berdasarkan karya orang lain dalam bidang tertentu. Misalnya untuk penggolongan burung, dia mencontoh model yang dipublikasikan oleh seorang Inggris bernama John Ray, seorang pendeta dan ahli biologi amatir, juga orang Kristen yang taat seperti Linnaeus yang melihat kearifan Tuhan dalam merancang alam semesta.
Publikasi
Pada tahun 1735, Linnaeus menerbitkan penjelasan singkat mengenai sistem penggolongan tanaman dan hewan. Terbitan itu berjudul "Systema Naturae". Dalam edisi-edisi berikutnya, buku ini makin tebal, dan yang paling penting adalah edisi ke-10, yang tebalnya 2.500 halaman. Linnaeus menulis lebih dari 180 jilid buku dan banyak makalah ilmiah.
Karya Linnaeus berdampak penting pada perkembangan biologi sistematik. "Karyanya, `Species Plantarum` (1753) dan `Systema Naturae` edisi ke-10, jilid I (1758) diakui secara internasional sebagai titik awal nomenklatur botani dan zoologi modern."[6] Bahkan, "tanpa karyanya, `Fundamenta Botanica` dan `Philosophia Botanica` ..., tidak mungkin tercapai perkembangan alur botani sistematik seperti yang sekarang ini."[7]
Konsepnya Diterima
Sistem penggolongan Linnaeus diterima oleh para ahli botani dan zoologi internasional karena dua alasan utama. Pertama, penggolongan menurut fungsi bagian-bagian tubuh terbukti merupakan konsep yang sangat mudah diterapkan. Kedua, sistem tersebut dapat diperluas dengan mudah dengan menambah "cabang-cabang" pada "pohonnya".
Mengapa konsep ini bisa diterapkan? Karena hewan dan tanaman bisa dimasukkan ke dalam golongan-golongan tertentu, tidak sekadar merupakan bagian dari suatu kontinum. Linnaeus sangat yakin bahwa hewan dan tanaman diciptakan menurut jenisnya masing-masing (bandingkan Kitab Kejadian 1). Misalnya, Kejadian 1:12 menyatakan bahwa tanah mengeluarkan tumbuhan; tumbuhan mengeluarkan biji sesuai dengan jenisnya dan pohon menghasilkan buah yang berisi biji sesuai dengan jenisnya. Kejadian 1:21 menyatakan bahwa Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak di dalam air sesuai dengan jenisnya, dan segala jenis burung bersayap sesuai dengan jenisnya. Kejadian 1:25 -- Allah menjadikan binatang liar sesuai dengan jenisnya, segala ternak sesuai dengan jenisnya, dan segala jenis binatang melata di muka bumi sesuai dengan jenisnya. Linnaeus dengan tegas menolak gagasan evolusi yang menyatakan bahwa secara bertahap binatang bisa berubah dari satu jenis menjadi jenis lain, karena itu bagian dari suatu kontinum. "Linnaeus sendiri dengan tegas menentang seluruh pemikiran evolusi dan bersikeras bahwa setiap jenis diciptakan secara terpisah pada mulanya, (dan) tidak pernah lagi muncul spesies baru sejak penciptaan."[8] Penelitian mendalam yang dilakukan Linneaus terhadap hewan-hewan hidup tidak menampakkan adanya bentuk transisi; hewan yang sedang dalam proses perubahan dari satu jenis menjadi jenis lain. Begitu pula dengan penelitiannya terhadap tanaman hibrida, Linnaeus mampu menyusun kembali atau menonjolkan ciri-ciri tertentu dari tanaman yang ada. Semua eksperimen ini semakin menguatkan keyakinannya mengenai kestabilan semua spesies yang sudah ada.
Linnaeus juga berpendapat bahwa tidak ada spesies yang punah. Hal ini karena dia hidup pada zaman sebelum ditemukannya sisa-sisa fosil (yang menunjukkan banyak spesies yang sudah punah). Meskipun dia keliru dalam hal ini, penemuan fosil kemudian memastikan bahwa bentuk transisi makhluk hidup tidak ada pada zaman dulu maupun sekarang. Organisme tidak berubah karena fosil tertua dari jenis yang masih ada sekarang, sesungguhnya memiliki bentuk yang sama dengan yang masih hidup.
Namun, kesamaan jenis itu tidak lantas membuat penggolongan menjadi pekerjaan gampang. "Karena penggolongan merupakan interpretasi atas kenyataan, maka sesuai dengan penilaian pelaku interpretasi, tidak semua pakar biologi sependapat mengenai cara penggolongan semua organisme."[9]
Modifikasi
Ledakan jumlah dan ragam hewan yang kemudian ditemukan pada abad-abad sesudah Linnaeus merancang sistemnya, mendorong perlunya menambah dua golongan lagi pada sistem penamaan organisme hidup. Golongan yang disebut "keluarga" disisipkan di antara ordo dan genus, dan phylum ditambahkan di atas kelas, sehingga sekarang sistem penamaan itu menjadi enam tingkat. Dalam banyak hal, juga dianggap perlu untuk membagi lagi keenam golongan dasar ini menjadi subphyla, subkelas, dst..
Asas-asas dasar sistem Linnaeus ternyata bertahan sampai sekarang. Asas yang dimaksud adalah percabangan sistem "pohon" (juga biasa disebut sistem "kotak-dalam-kotak") berdasarkan ciri-ciri fungsional penting yang dimiliki organisme tertentu dan sistem binomial nomenklatur (nama dua bagian) yang diberikan kepada semua organisme hidup. "Orang-orang yang mengikuti dia, seperti Cuvner, memegang asas penggolongan Linnaeus tetapi mengubah detailnya."[10]
Sumbangan Lain
Linnaeus juga mempelajari ekologi (hubungan tanaman dan hewan dengan lingkungan mereka). Dia adalah salah seorang ahli biologi pertama yang menyelidiki rantai makanan. Dia adalah orang yang praktis, yang selalu berusaha agar karya-karyanya bermanfaat. "Dia mendorong penerapan pengetahuan biologi tidak saja dalam bidang kedokteran, tetapi juga dalam pertanian karena dia yakin bahwa cara memerangi hama pertanian yang paling efektif harus didasarkan atas pengetahuan yang mendalam mengenai kehidupan hama itu."[11]
Linnaeus berkeliling ke berbagai daerah di Swedia untuk melakukan penelitian botani, zoologi, dan geologi. "Laporannya mengenai perjalanan ini termasuk tulisan yang paling indah dalam khasanah kesusastraan Swedia."[12] "Linnaeus bukan hanya ilmuwan, melainkan juga seorang penulis, penyair, dan pemikir terbesar Swedia."[13]
Linnaeus ikut mendirikan Royal Swedish Academy of Sciences dan pernah menjabat sebagai presiden pada lembaga tersebut.
Kehidupan Pribadi
Pada tahun 1739, Carl Linnaeus menikah dengan Sara Lisa Moraeus, putri seorang dokter kaya. Pasangan ini memunyai empat orang anak perempuan dan dua orang anak laki-laki (yang seorang meninggal waktu kecil dan yang satu lagi, Carl, mengikuti jejak Linnaeus menjadi ahli botani yang pandai dan menjadi profesor di Uppsala).
Pada tahun 1758, Linnaeus pindah ke Hammarby, di luar kota Uppsala. Dia lebih suka tinggal di pinggiran kota karena mencintai keindahan alam. Namun, yang dia puja adalah Sang Pencipta, bukan ciptaan-Nya. Dia menulis: "Mari... jangan mengabaikan karya Allah, melainkan melalui karya itu kita memuja Sang Pencipta!"[14]
Tahun 1761, Linnaeus diangkat menjadi bangsawan dan diberi nama von Linne. Selama 4 tahun terakhir hidupnya, Linnaeus (Carl von Linne) menderita cacat karena stroke. Dia meninggal pada tanggal 10 Januari 1778 dan dimakamkan di Katedral Uppsala dengan upacara kenegaraan. Raja Swedia Gustav III menggambarkan Linnaeus sebagai "warga negara yang setia yang mendatangkan kehormatan bagi negerinya dan juga seorang yang terkenal di seluruh dunia".[15]
Linnaeus dihormati sebagai guru yang penuh semangat, yang senantiasa mendorong mahasiswanya untuk melakukan penelitian ilmiah ke seluruh dunia. Sistem penggolongan dan penamaan tanaman dan hewan yang dikembangkannya masih bertahan sampai sekarang. Ini merupakan bukti kebesarannya sebagai ilmuwan. Dia mendasarkan sistemnya atas keyakinan bahwa semua spesies bersifat tetap, dan meyakini kebenaran Alkitab bahwa setiap hewan dan tanaman diciptakan sesuai dengan jenisnya.
Pustaka Acuan
1. Carl Linnaeus dikutip dalam McGraw-Hill Encyclopedia of World Biography, McGraw-Hill, New York, 1973, jld 6, hlm 509.
2. Linnaeus dikutip dalam K. Hagberg (diterjemahkan oleh A. Blair), Carl Linnaeus, Cape, London, 1952, hlm 89. Istilah "jenis" dalam Alkitab tidak sama dengan "spesies" dalam klasifikasi modern, jadi keajegan jenis tidak bisa disamakan dengan keajegan spesies. Kategori klasifikasi yang menyamakan spesies dengan jenis hampir pasti beragam pada tanaman atau hewan yang bersangkutan. Istilah jenis dalam Alkitab bisa setingkat dengan spesies, genus, keluarga, atau bahkan ordo dalam beberapa kasus.
3. N. Gourlie, The Prince of Botanists: Carl Linnaeus, Wither. by, London, 1953, hlm (x).
4. ibid.
5. I. Asimov, Biographical Encyclopedia of Science and Technology: The Lives and Achievements of More Than 1000 Great Scientists from Ancient Greece to the Space Age, edisi ke-2, Doubleday & Co., Garden City (New York), 1982, hlm 181.
6. T.I. Williams (ed.), A Biographical Dictionary of Scientists, Adam & Charles Black, London, 1982, hlm 332.
7. Gourlie (Acuan 3), hlm (xi).
8. Asimov (Acuan 5), hlm 182.
9. K. Graham, L. Hicks, D. Shimmin dan G. Thompson, Biology: God`s Living Creation, A Beka Book, Pensacola (Florida), 1986, hlm 79.
10. Asimov (Acuan 5), hlm 182.
11. McGraw-Hill Encyclopedia of World Biography, McGraw-Hill, New York, 1973, jld 6, hlm 511.
12. K. Hagberg (terjemahan A. Blair), Carl Linnaeus, Cape, London, 1952, hlm 22.
13. ibid.
14. Linnaeus dikutip dalam Hagberg (Acuan 13), hlm 185.
15. Gustav III, Raja Swedia dikutip dalam Hagberg (Acuan 13), hlm 23.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul asli buku | : | 21 Great Scientists Who Believe the Bible |
Judul buku terjemahan | : | Para Ilmuwan Mempercayai Ilahi |
Judul bab | : | Carl Linnaeus |
Penulis | : | Ann Lamont |
Penerjemah | : | Lillian D. Tedjasudhana |
Penerbit | : | Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, Jakarta |
Halaman | : | 62 -- 76 |
Sumber: Bio-Kristi 98
- Login to post comments
- 10739 reads