Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs Bio-Kristi
You are herePenulis Himne / Penulis Himne
Penulis Himne
James Montgomery
James Montgomery (1771-1854) adalah seorang penyair dan penulis himne Inggris.
Thomas Obadiah Chisholm
Di awal khotbahnya, Martin Luther mengangkat sebuah Alkitab dan berkata, "Ini Injil." Lalu, ia mengangkat tangan satunya yang memegang sebuah buku pujian, dan melanjutkan kata-katanya, "Dan, ini adalah cara kita mengingatnya." Pernyataan ini mungkin diringkas dengan baik oleh William Wordsworth, "Aku melahirkan musik di hatiku lama setelah itu tidak didengar lagi." Musik berbicara kepada hati; dan kata-kata yang berkaitan dengan melodi itu, beserta melodinya itu sendiri, memicu berbagai kenangan masa lalu dan mengarahkan kita pada sikap atau tindakan tertentu di masa sekarang. Musik berbicara tentang harapan kita akan masa depan, menunjukkan mimpi-mimpi kita, dan bahkan menyuarakan rasa takut dan keraguan kita. Demikian juga dengan iman. Mazmur, himne, lagu-lagu rohani telah lama melayani umat Allah: memberikan penghiburan saat kita sedih dan menderita, memberikan semangat saat kita lemah dan ragu-ragu, memanggil kita untuk menjalani hidup dengan keyakinan yang lebih besar pada masa-masa itu ketika diri sendiri sering kali menjadi pusat kita.
Henry Francis Lyte
Diringkas oleh: Berlin B.
Henry Francis Lyte lahir di desa Ednam, di dekat Kelso, Skotlandia, pada tanggal 1 Juni 1793. Ia adalah anak kedua dari Kapten Thomas Lyte dan istrinya, Anna Maria. Ia memiliki dua saudara laki-laki: Thomas dan George.
Pada tahun 1793, Inggris berperang melawan para pendukung Napoleon Perancis. Pada tahun 1796, Inggris tengah prihatin mengenai isu pemberontakan di Irlandia dan mengenai kekuatan Perancis yang sedang mencoba mendarat di Teluk Bantry untuk mendukung para pemberontak Irlandia. Tahun 1798, pemberontakan Irlandia pecah, dan Kapten Thomas Lyte menjadi salah seorang dari pasukan yang dikirim Inggris ke Sligo untuk memadamkan pemberontakan di wilayah itu. Anna Maria dan ketiga putranya menyusul kemudian.
Rhea F. Miller
Rhea F. Miller adalah putri satu-satunya pasangan Martin dan Bertha Ross, dari Brooktondale, New York. "Grampa Ross", begitulah Martin Ross dipanggil, adalah seorang pemabuk dan tidak mau tahu tentang agama. Meski demikian, istrinya, Bertha, adalah seorang yang setia kepada Tuhan. Kesetiaan istrinya dan doa dari keluarga serta teman- teman mereka, akhirnya mendatangkan keselamatan atas diri Grampa Ross, sehingga akhirnya ia terbebas dari alkohol. Sebagai hasilnya, Grampa Ross masuk ke dalam pelayanan dan menjadi pendeta di Gereja Baptis di Brooktondale. Howard Vassar Miller, calon suami Rhea, adalah anggota jemaat gereja Baptis tersebut. Ia diselamatkan pada tahun 1910, saat berusia 16 tahun. Itu tidak lama sebelum ia dan Rhea tertarik satu sama lain, dan setelah ia lulus dari Universitas Colgate, mereka pun menikah.
Kontribusi Doddridge di Bidang Pendidikan dan Kerohanian
Berdasarkan pada kebebasan beragama, Philip Doddridge menolak tawaran yang akan menuntunnya ke dalam pelayanan Anglican atau kariernya di bidang hukum. Pada tahun 1719, ia memilih untuk masuk ke akademi Dissenting di Kibworth, Leicestershire. Di tempat itu, ia diajar oleh John Jennings, yang membantu Doddridge meraih sukses dengan cepat pada tahun 1723. Setahun kemudian, dalam pertemuan umum para pelayan nonkonformis, Philip Doddridge dipilih menjadi pemimpin akademi yang baru saja didirikan beberapa kilo meter dari Pasar Harborough, yang kemudian dikenal dengan nama Akademi Daventry. Pada tahun yang sama, ia menerima sebuah undangan untuk menjadi pendeta di sebuah jemaat independen di Northampton. Di sinilah, kepopulerannya sebagai seorang pengkhotbah menjadi pokok pembicaraan, terutama karena ia memiliki "perasaan yang sangat mudah tersentuh, ditambah dengan kelebihan fisik, dan ketulusan yang sempurna". Ciri khas khotbahnya sangat praktis dan tujuannya adalah untuk membina para pendengarnya tentang bingkai pikiran rohani dan ketaatan.
Philip Doddridge
Philip Doddridge lahir pada tahun 1702, ia adalah anak ke-20 bagi ayah dan ibunya. Namun, ia disisihkan karena lahir prematur. Meski demikian, ia dapat bertahan dan menjadi seorang pendeta yang terkenal. Pada usia 13 tahun, Doddridge kehilangan ayahnya. Pada tahun yang sama, ia masuk ke sekolah swasta di St. Albans. Di kota tersebut, ia berkenalan dengan Dr. Samuel Clark, pendeta dari gereja nonkonformis [gereja yang tidak sealiran dengan Gereja Inggris (Church of England) - Red]. Dr. Clark sangat baik kepada Doddridge, dan bahkan perlakuannya kepada Doddridge seperti ayah kedua baginya. Beberapa tahun kemudian, Doddridge bergabung dengan Gereja Inggris di St. Albans. Pada suatu hari Minggu, ia membuat sebuah perjanjian dengan Allah dan menuliskan isinya. Dari tahun ke tahun, dia terus memperbaruinya dan memohon ampunan kepada Allah atas kegagalannya melakukan perjanjiannya setepat yang ia inginkan.
Fanny Crosby -- Penulis Himne
Jika aku punya sebuah pilihan, aku akan tetap memilih untuk tetap buta... karena ketika aku mati, wajah pertama yang akan kulihat adalah wajah Juru Selamatku.